.webp)
Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna menjelaskan integrasi JORR merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan akses layanan terhadap penggunaan jalan tol.
"Penyatuan transaksi dengan menghilangkan transaksi di Meruya dan Rorotan. Jadi dengan integrasi itu hanya satu kali saat masuk tarifnya sama," kata Herry dalam konferensi pers di Hotel Dafam Teraskita, Jakarta, Senin (11/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan nantinya besaran tarif sesuai dengan surat keputusan (SK) Menteri PUPR, yakni Rp 15.000 untuk kendaraan golongan I, Rp 22.500 untuk golongan II dan III serta Rp 30.000 untuk golongan IV dan V.
Tarif sebelumnya untuk tol dalam kota golongan I sebesar Rp 9.500, golongan II Rp 11.500, golongan III Rp 15.500, golongan IV, Rp 19.000 dan golongan V Rp 23.000.
Herry mengungkapkan manfaat penyatuan atau integrasi ini adalah menghilangkan antrean di gardu tengah jalan tol.
"Jadi dulunya ada antrean di tengah Rorotan dan Meruya, ini bisa dihilangkan, dari sisi biaya operasi juga demikian karena transaksi jadi lebih simpel karena hanya satu kali bayar," kata dia.
Menurut dia sebelumnya pengguna jalan tol masih harus membayar setiap kali pindah jalan ke pengelola lain. Misalnya pengguna saat ini sedang melintas di jalan milik Jasa Marga kemudian akan melewati jalan tol Hutama Karya harus membayar, dengan kebijakan ini pengguna bisa lebih mudah dan cepat.
Jika dirinci akses tol adalah Tanjung Priok milik Hutama Karya dengan ruas seksi E3, E2, E1 yang dikelola Jasa Marga atau disebut JORR Non S.
Kemudian JORR S milik HK. Selain itu W2 selatan milik Jasa Marga, JORR W2 utara milik Marga Lingkar Jakarta. (ara/ara)
