Serba-serbi LRT Palembang yang Dibilang Prabowo Kemahalan

Serba-serbi LRT Palembang yang Dibilang Prabowo Kemahalan

Fadhly F Rachman - detikFinance
Minggu, 24 Jun 2018 09:59 WIB
Serba-serbi LRT Palembang yang Dibilang Prabowo Kemahalan
Jakarta - Politikus sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menuding adanya mark up atau pembesaran nilai pendanaan dalam proyek kereta ringan atau light rail transit (LRT) Palembang, Sumatera Selatan.

Menurut Prabowo, berdasarkan riset indeks pembangunan LRT di dunia, biaya pembangunan untuk LRT hanya berkisar US$ 8 juta/km. Sedangkan LRT di Palembang yang memiliki panjang lintasan 23,4 km, biayanya hampir Rp 12,5 triliun atau US$ 40 juta/km.

Benarkah demikian? Simak penjelasan selengkapnya mengenai proyek LRT Palembang berikut ini.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri mengatakan anggaran pembangunan telah diproses secara akuntabel dan dilakukan review secara berlapis, mulai dari review oleh konsultan independen kualifikasi internasional, audit internal, maupun audit eksternal oleh instansi terkait.

"Sebelumnya, usulan pembiayaan untuk proyek LRT ini oleh kontraktor awalnya diajukan sebesar Rp 12 triliun, namun setelah melalui beberapa tahapan review biaya tersebut dapat ditekan menjadi Rp 10,9 triliun," tuturnya.

Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga pernah membeberkan besaran biaya pembangunan LRT Palembang. hal itu disampaikannya saat meninjau proyek tersebut pada 24 Mei 2017 silam.

"LRT yang tadinya diperkirakan menelan biaya lebih dari Rp 12 triliun, sesudah di-review, sekarang turun menjadi Rp 10,9 triliun. Dengan jarak sekitar 24,5 km, 13 stasiun, diperkirakan akan membuat kota Palembang menjadi kota yang semakin bergairah," kata Sri Mulyani kala itu.

Biaya pembangunan tersebut akan dibebankan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam tahun jamak alias multi years.

Adapun untuk pembiayaannya terlebih dahulu akan dibebankan kepada Waskita Karya selaku kontraktor proyek dalam bentuk biaya talangan dan akan diganti oleh pemerintah secara bertahap lewat APBN hingga 2020.

"Jadi kira-kira akan empat tahun. Mulai dari 2016, sudah mulai dengan biaya yang relatif masih sedikit Rp 350 miliar, tahun ini akan kita masukkan Rp 1,2 triliun, tahun depan Rp 4 triliun, dan dari total Rp 10,9, sebagian besar mungkin akan terselesaikan di 2018, dan sebagian sangat kecil dituntaskan tahun 2020," sebutnya.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri mengatakan pekerjaan pembangunan LRT Palembang sepanjang kurang lebih 23 kilometer (km) ini dilengkapi dengan 13 stasiun, 1 depo dan 9 gardu listrik dengan menggunakan lebar jalur rel 1.067 milimeter (mm) dan third rail electricity 750 VDC telah dimulai sejak Oktober tahun 2015 dengan pembiayaan APBN.

LRT Palembang ini akan menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin menuju kawasan sport city Jakabaring. Selain digunakan sebagai sarana transportasi yang dapat mengurangi beban jalan raya dan penggunaan kendaraan pribadi, juga akan digunakan sebagai venue untuk perhelatan Asian Games tahun 2018.

Dia mengatakan pekerjaan LRT Palembang ini cukup beragam, mulai dari pekerjaan konstruksi, stasiun, sarana, depo, kaakteristik lahan, serta infrastruktur dan sistem fasilitas operasinya yang secara keseluruhan berupa konstruksi layang (elevated track) dengan dilengkapi teknologi lainnya seperti menggunakan system persinyalan fixed Block.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri mengatakan LRT Palembang memiliki perbedaan dengan LRT lainnya yang juga sedang dibangun di Indonesia.

"Berbeda dengan LRT Jabodebek yang menggunakan U-shaped Girder, LRT Jakarta menggunakan Box Girder, sedangkan LRT Sumsel menggunakan I Girder. Lebar spoor LRT Sumsel adalah 1.067 mm sedangkan LRT Jabodebek dan LRT Jakarta lebar spoor nya adalah 1.435 mm," katanya.

Lebih lanjut Zulfikri menjelaskan, dengan adanya perbedaan karakteristik jenis konstruksi tersebut tentu mengakibatkan adanya variasi biaya konstruksi pada masing-masing LRT. Namun, kata dia, biaya konstruksi ini diyakini telah sesuai dengan harga pasar.

"Sehingga, nilai investasi secara keseluruhan dalam pembangunan LRT Sumsel ini merupakan total biaya sarana dan prasarana LRT yang tidak dapat terpisahkan. Sehingga, nilai investasi apabila dibagi panjang jalur kereta api tersebut dinilai masih cukup realistis dan telah dilakukan perbandingan dengan negara-negara di kawasan ASEAN," katanya.

Kemenhub optimis LRT Sumatera Selatan (Sumsel) atau LRT Palembang bisa dioperasikan pada pertengahan Juli 2018 untuk mendukung gelaran Asian Games 2018. Kemenhub juga memastikan tingkat keamanan dan keselamatan dalam pengoperasiannya nanti.

Dalam menjamin tingkat keamanan dan keselamatan LRT, Kemenhub telah melakukan serangkaian pengujian sarana dan prasarana LRT pada bulan Mei 2018 dan uji coba dinamis telah dilakukan pada Kamis (21/6) lalu dari stasiun Jakabaring menuju stasiun Palembang Icon.

"Pembangunan LRT Sumsel merupakan amanah dari Perpres Nomor 116 Tahun 2015 dan Perpres 55 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan, yang menugaskan PT Waskita Karya sebagai pelaksana pembangunan prasarana LRT di Sumatera Selatan serta PT KAI sebagai operator," kata Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri.

Hide Ads