Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan produk impor yang meningkat tinggi adalah barang-barang yang masuk dalam golongan mesin-mesin atau pesawat mekanik, salah satunya adalah laptop.
"Kenaikan yaitu mesin-mesin, kemudian laptop dari Tiongkok," kata Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (25/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Perang Dagang AS-China Tak Ganggu Ekspor RI |
Berdasarkan data BPS, nilai impor laptop termasuk notebooks per Mei 2018 sebesar US$ 100,1 juta atau naik 94,34% dari April 2018 yang sebesar US$ 51,5 juta.
Sedangkan secara kumulatif dari Januari-Mei 2018 angka impor laptop termasuk notebooks sebesar US$ 425,9 juta, angka ini lebih besar dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 yang sebesar US$ 301,9 juta, atau naik 41,06%.
"Angka impor ini berasa dari gabungan, bukan hanya dari Tiongkok," kata Kepala Subdirektorat Impor BPS Rina Dwi Sulastri. (zlf/zlf)