Dengan progres yang hampir rampung pada fase pertama itu, PT MRT Jakarta pun siap untuk membangun pengerjaan fase II. Rute MRT fase II sendiri ialah Bundaran HI-Kampung Bandan dengan panjang 8,6 kilometer (km).
Dalam pembangunan rute fase II tersebut, pihak Jepang disebut telah setuju untuk memberikan dana pinjaman. Lantas, berapa jumlah pinjaman yang akan diberikan oleh Jepang?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jepang Beri Pinjaman Rp 25,6 Triliun
Foto: Grandyos Zafna
|
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan bahwa pihak Jepang telah menyetujui untuk memberikan pinjaman sebesar Rp 25,6 triliun.
"Jadi (pinjaman) itu sebesar kurang lebih Rp 25,6 triliun," kata William usai meninjau proyek MRT fase I di Bundaran HI, Jakarta.
Dari sana, William mengatakan bahwa pihaknya siap untuk mengerjakan proyek MRT Fase II.
"Kita sedang bersiap melaksanakan fase yang kedua, mulai dari Bundaran HI ke Kampung Bandan," jelasnya.
Rp 25,6 T untuk Fase I dan II
Foto: Grandyos Zafna
|
Sementara sisa dana pinjaman Jepang akan digunakan untuk pekerjaan tambahan atau variations order serta penyesuaian harga yang belum masuk dalam kontrak awal MRT dengan kontraktor pada fase pertama.
"Jadi Rp 22,5 triliun itu untuk fase II. Kemudian ada Rp 2,6 triliun untuk tambahan dana fase 1. Angkanya agak kurang pas itu, karena kurs yen berubah-ubah," jelasnya.
Pinjaman Diteken Bulan Depan
Foto: Grandyos Zafna
|
"Itu akan ditandatangani oleh Pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia, paling lambat Juli. Juli bulan depan," kata Wiliam.
Nilai investasi untuk proyek MRT fase II sepanjang 8,6 km ini sendiri memang lebih mahal dibandingkan fase I. Untuk fase I menghabiskan biaya Rp 16 triliun dengan panjang 16 km, sementara fase II nilai investasinya Rp 22,5 triliun dengan rute yang lebih pendek.
William sempat menjelaskan, bahwa lebih mahalnya pembangunan MRT fase II ini lantaran seluruh jalurnya berada di dalam tanah. Ditargetkan, pembangunan MRT fase II ini sudah bisa dimulai pada Desember 2018.
Halaman 2 dari 4