"(Kenaikan harga produk pangan olahan) perkiraan saya sekitar 3-6%. (Kenaikan itu dampaknya) cukup lumayan untuk makanan-minuman," kata Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Jumat (29/6/2018).
Tapi dia mengatakan, pihaknya saat ini belum ada yang menaikan harga. Para pelaku industri mamin masih mengkaji terkait kenaikan harga produk di pasaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka berhati-hati untuk menaikan harga produk jadi pangan olahan. Maka masih dipertimbangkan secara baik bagaimana dampaknya jika menaikan harga.
"Tentunya kenaikan harga itu sangat berdampak luas terhadap penjualan dan daya saing, dan lain lain. Industri sekarang sedang mengkaji dampaknya seperti apa kalau menaikan harga," lanjutnya.
"Pasti dengan kondisi ekonomi yang sekarang ini yang masih belum kondusif ya terutama dalam negeri maupun luar negeri, tentunya kenaikan harga menjadi bomerang. Pasti ada dampak terhadap penjualan," sambung dia.
Dia menyampaikan, pihaknya belum bisa memastikan kapan tepatnya mereka mulai menaikan harga di tengah dolar AS yang terus menguat.
"Ini mungkin belum bisa ini (diperkirakan). Tadi dari beberapa industri yang saya hubungi mereka belum bisa memperkirakan kapan harus naik, karena ini sangat banyak faktor-faktor untuk mereka pertimbangkan," tambahnya.