Magelang Disiapkan untuk Swasembada Bawang Putih

Magelang Disiapkan untuk Swasembada Bawang Putih

Robi Setiawan - detikFinance
Minggu, 01 Jul 2018 18:20 WIB
Foto: Dok. Kementan
Magelang - Kabupaten Magelang di Jawa Tengah punya potensi besar dikembangkan menjadi sentra bawang putih nasional. Selama ini, kebutuhan bumbur dapur tersebut sebagian besar masih diimpor dari China.

Kepala Seksi Sayuran dan Tanaman Obat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Magelang, Yoga Sosilo mengatakan, potensi pengembangan bawang putih di wilayahnya bisa mencapai 3.000 hektar yang tersebar di 4 Kecamatan, yaitu Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, dan Pakis.

"Kabupaten Magelang siap mengamankan dan menyukseskan program swasembada bawang putih 2021, sebagaimana yang diamanahkan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman," kata Yoga dalam keterangan tertulis, Minggu (1/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Yoga, dari 4 Kecamatan tersebut masing-masing telah siap penangkar benihnya. Bahkan benih varietas lumbu kuning saat ini yang tersedia sekitar 300 ton.


Sementara itu, menurut Kasubdit Bawang Merah dan Sayuran Umbi Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, Agung Sanusi, Magelang sangat prospektif menjadi sentra penyangga bawang putih nasional sekaligus menjadi penyedia benih khususnya varietas lumbu kuning. Saat ini magelang sudah bermitra kurang lebih 5 importir wajib tanam.

"Kami mendorong dan terus berupaya mensupport dana APBN sejak tahun 2017-2018, dan kami telah mengalokasikan 400 hektare untuk pengembangan bawang putih. Kami harapkan Kabupaten Magelang terus berbenah terutama dalam menyiapkan SDM yang tangguh untuk mewujudkan swasembada bawang putih 2021, dan menjadi penyangga benih nasional," kata Agung.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Tani Sidoluhur Desa Giri Mulyo sekaligus Champion Bawang Putih Kabupaten Magelang, Farihin dan Ketua Kelompok Tani Subur Desa Gunung Sari Kecamatan Windusari, Madio mengatakan bahwa potensi pengembangan bawang putih di wilayahnya bisa mencapai 300 hektare.

Menurut Madio, saat ini kelompok tani umumnya mengembangkan varietas Lumbu Kuning dengan produktivitas rata rata 7-8 ton per hektar.

"Benih lokal yang ada di gudang kami sekitar 150 ton, sehingga benih di wilayah kami aman, bahkan beberapa daerah sentra bawang putih seperti Sulawesi telah mengambil benih dari kelompok kami," jelas Madio.

Selanjutnya, Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur Desa Sukomakmur Kecamatan Kajoran, Kabul dan Kepala Dusun Naden, Hery mengatakan bahwa potensi pengembangan bawang putih tersebar di 2 desa, yaitu Sukamakmur dan Sutopati seluas 500 hektar. Hery mengatakan siap menyukseskan dan mengembangkan bawang putih.


"Wilayah kami telah mendapatkan dana APBN seluas 8 hektare dengan produktivitas 6-7 ton per hektar varietas lumbu kuning," kata Hery.

Sementara itu diketahui sejak 1970, Kabupaten Magelang sudah mengembangkan bawang putih lokal, geliat petani sangat tinggi pada waktu itu. Seiring berjalannya waktu, pengembangan bawang putih sempat menurun.

Lalu pada 2012 geliat bawang putih berkembang kembali dan sempat mencapai harga Rp 35.000 per kg, namun harga tersebut hanya berlangsung selama 10 hari, setelah itu harga bawang putih turun kembali menjadi Rp 10.000 per kg.

Selanjutnya, pada 2016-2017, geliat bawang putih kembali normal. Para petani semangat berbudidaya seiring dengan munculnya program bawang putih nasional dari Kementerian Pertanian. (idr/idr)

Hide Ads