Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam memprediksi langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate justru bertolak belakang dengan keinginan pasar.
"Saya khawatir ini menunjukkan kebijakan BI yang baru yaitu menaikkan suku bunga acuan 50 bps justru kontra produktif, efeknya negatif karena terlalu naik besar," kata Piter saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (2/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dolar AS Kembali Sentuh Rp 14.400 |
Penguatan dolar AS berlanjut dari siang tadi di level Rp 14.350 hingga menuju level Rp 14.400. Tak lama berselang, dolar turun tipis ke Rp 14.395 dan ke Rp 14.388.
BI juga sudah resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 5,25% dari yang sebelumnya sebesar 4,75%. Menurut Piter, langkah tersebut nampaknya membuat pasar kurang yakin.
"Kenaikan suku bunga acuan BI seharusnya cukup 25 bps dan ditujukan bukan untuk menguatkan rupiah dengan segera, tapi lebih untuk mencegah pelemahan rupiah lebih besar," ungkap dia.
Selain itu, lanjut Piter suku bunga acuan bukan satu-satunya solusi bagi pemerintah untuk menyelesaikan persoalan nilai tukar. Karena, penyebab pelemahan rupiah juga berasal dari neraca perdagangan Indonesia yang masih defisit.
"Serta ketidakpastian akibat ketegangan perdagangan global. Faktor eksternal dan domestik ini saya kira menyebabkan rupiah hari ini kembali melemah ke level Rp 14.400," ujar dia. (ara/ara)