Presiden Joko Widodo menjelaskan EBT bisa lebih efisien jika dibandingkan dengan sumber energi lainnya. "Iya ini kan pilihan kita, kita mau ke depan ya pakai yang terbarukan meski harga yang ada saat ini relatif lebih tinggi daripada PLTU," kata Jokowi usai peresmian PLTB Sidrap, di Sulawesi Selatan, Senin (2/7/2018).
Dia mengungkapkan, dengan gencarnya pembangunan maka kompetisi akan terjadi sehingga membuat harga lebih murah dan teknologi semakin maju. "Ke depan kompetisi akan semakin banyak dan semakin murah sehingga potensi besar tadi bisa kita maksimalkan," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jokowi mencontohkan saat ini pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal memiliki potensi sebesar 29.000 megawatt. Namun yang baru dikerjakan hanya sekitar 3.000an megawatt.
"Potensi 29.000 megawatt itu artinya masih besar sekali potensinya. Selain panas bumi, angin juga besar sekali investasi awalnya, tapi lama kelamaan semakin murah," ujar dia.
Sedangkan jika dilihat dari potensinya, berdasarkan data Kementerian ESDM, Indonesia merupakan negara dengan kandungan panas bumi terbesar kedua di dunia, di bawah Amerika Serikat. Berdasarkan survei seismik, kandungan panas bumi Indonesia mencapai 29,5 Giga Watt.
Kementerian ESDM saat ini terus mengeksplorasi daerah yang memiliki potensi energi panas bumi. Gunung Lawu yang terletak di Karanganyar, Jawa Tengah dan berbatasan dengan Jawa Timur, juga menjadi salah satu target pengembangan. (dna/dna)