Tudingan itu berasal dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dia menilai proyek itu terlalu mahal karena di nilainya di atas pembangunan LRT yang ada di dunia yakni US$ 8 juta per km.
Kali ini, kritikan itu kembali keluar dari Anggota Banggar DPR dari Fraksi Partai Gerindra Bambang Haryo. Kritikan tersebut dilontarkan pada saat rapat panja mengenai belanja kementerian/lembaga (K/L) bersama pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan anggaran LRT yang besar lebih bermanfaat besar jika digunakan untuk membangun atau mengembangkan infrastruktur transportasi lainnya.
"Masalah berhubungan infrastruktur, LRT ini adalah pemborosan uang negara, berapa uang negara kita (untuk proyek LRT)," kata Bambang di ruang rapat Badan Anggaran DPR, Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Dia bilang, anggaran pembangunan LRT khususnya di Palembang yang menelan biaya Rp 10,9 triliun lebih besar manfaatnya jika dialihkan untuk pengembangan kereta api berbasis rel.
Bambang menyebut, dengan anggaran Rp 10,9 triliun jika dijadikan 1 lokomotif dengan 10 gerbong penumpang, dan 1 lokomotif dengan 30 gerbong barang, maka totalnya bisa menjadikan 120 rangkaian.
"Bagaimana kalau itu disebar ke seluruh Indonesia, sekarang susah mendapatkan rolling stock, dapat tempat duduk, begitu dibuka kereta api yang daftar 2,2 juta penumpang dan itu nggak lebih 1.000 penumpang ditampung, kita lagi kesulitan jangan buang-buang duit, ini yang sama mohon, saya akan lebih keras kalau panjenengan tidak bisa pro rakyat," ujar dia.
Tidak hanya itu, Bambang juga menilai bahwa pembangunan LRT itu tidak optimal karena tidak terintegrasi atau terhubung dengan berbagai moda transportasi lainnya.
"Berarti ini banyak dinikmati oleh kalangan menengah atas, dan berhentinya di mal," jelas dia. (ara/ara)