Trump Beri Warning Perang Dagang, Karena Tekor Dagang dengan RI

Trump Beri Warning Perang Dagang, Karena Tekor Dagang dengan RI

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Senin, 09 Jul 2018 17:50 WIB
Foto: REUTERS/Leah Milllis
Jakarta - Sejumlah barang dari Indonesia ke Amerika Serikat bebas bea masuk karena kebijakan Generalized System of Preferences (GSP). Kini kebijakan tersebut sedang dikaji ulang oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Ada 124 barang yang di-review oleh Trump. Trump berpotensi mencabut GSP untuk barang-barang tersebut. Apabila Trump mencabut GSP sejumlah barang tersebut, artinya ada bea masuk yang harus dibayarkan.


Hal ini dilakukan Trump bukan tanpa alasan, Pengamat Ekonomi dari Bank Permata Jhosua Pardede menjelaskan, saat ini neraca perdagangan AS defisit karena terlalu banyak barang luar yang masuk ke dalam AS. Hal tersebut membuat AS meng-evaluasi negara negara yang mendapat GSP agar mengetahui negara mana saja negara yang membuat AS mengalami defisit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan bisa kita lihat backgroundnya, Indonesia tren neraca perdagangan antara Indonesia- Amerika itu dari sisi Amerikanya defisit. Makanya Amerika sedang mencari-cari siapa yang membuat neraca perdagangannya menjadi defisit di neraca perdagangan AS sendiri," kata dia kepada detikFinance, Senin (9/7/2018).


Ia menjelaskan bila GSP benar-benar di dicabut dari Indonesia oleh Amerika tentunya Indonesia harus menemukan negara tujuan ekspor baru sebagai pengganti Amerika Serikat.

"Makanya setelah kemarin dengan Cina kemudian juga Eropa kemudian sekarang juga masuk dengan GSP ini, jadi memang AS akan menaikkan bea impor terutama untuk barang-barang di Indonesia tentunya akan berdampak cukup negatif untuk ekspor kita juga. Indonesia harus segera menemukan negara tujuan ekspor baru," kata dia

Sebagai informasi, jika Indonesia ternyata hak istimewa untuk impornya dicabut maka Indonesia berpotensi membayar bea masuk sekitar US$ 1,8 miliar per tahun atau setara Rp 25,2 triliun (Kurs Rp 14.000/US$). (dna/dna)

Hide Ads