Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, PLN membutuhkan dana besar untuk mewujudkan Program 35.000 MW. PMN itu diperlukan untuk membangun pembangkit listrik, transmisi, sampai gardu induk.
"Kan kita setiap tahun membangun, kan tahu kan membangun kita ini cukup besar untuk 35.000 megawatt. Dari pembangkit, maupun transmisi, maupun gardu induk kan terus belum selesai, berjalan terus konstruksi ini. Kan mesti butuh dana banyak sekali, 35.000 megawatt banyak sekali," kata dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (10/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, dana yang dibutuhkan PLN setiap tahunnya mencapai Rp 80 triliun. Dana tersebut diperoleh dari berbagai sumber baik dari internal perseroan, obligasi, dan lain-lain.
"Setiap tahun kan butuh dana sekitar Rp 80 triliun-an dari intern kita penuhi, kurang kita pinjam, kalau ada PMN kan berarti bagus," ujarnya.
Sarwono melanjutkan, dari kebutuhan dana Rp 80 triliun ini, sampai Juni ini baru diserap 30-40%.
"Juni belum banyak, ya masih ada 30-40%, 40% lah," ujar dia.
Sebagai tambahan, perihal PMN sebetulnya dibahas hari ini di Komisi VI DPR RI. Namun, pembahasan yang melibatkan Kementerian BUMN, PT PLN (Persero), PT Hutama Karya (Persero), dan PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (PANN) (Persero) ditunda. (ara/ara)