Pendapatan SMF Tembus Rp 620 Miliar Semester I-2018

Pendapatan SMF Tembus Rp 620 Miliar Semester I-2018

Tia Reisha - detikFinance
Jumat, 13 Jul 2018 17:05 WIB
Foto: Detikcom
Jakarta - Sepanjang semester I-2018, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah berhasil meningkatkan pencapaian kinerja. Salah satunya terlihat dengan jumlah pendapatan yang mencapai Rp 620 miliar, 8% lebih tinggi dibanding tahun lalu dalam periode yang sama.

"Dari pendapatan Juni ke Juni kita meningkat. Juni 2018 Rp 620 miliar, sedangkan Juni tahun lalu adalah Rp 575 miliar," ujar Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial, Ananta Wiyogo di kantornya, Jumat (13/7/2018).


Tidak hanya dari pendapatan, meningkatnya pencapaian kinerja SMF juga terbukti dengan adanya peningkatan jumlah penyaluran pembiayaan KPR dan program sekuritas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari Januari hingga Juni tahun ini, ia mengungkapkan SMF telah menyalurkan pinjaman kepada penyalur KPR sebesar Rp 4,3 triliun atau 45,22% dari target pada 2018, yakni Rp 9,6 triliun. Sehingga secara kumulatif, total akumulasi dana yang dialirkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan dari tahun 2006 sampai dengan 30 Juni 2018 mencapai Rp 41,97 triliun. Angka tersebut meningkat 28,58% dari posisi pada 30 Juni 2017 sebesar Rp 32,64 triliun.

Total dana tersebut, menurut Ananta, telah membiayai 721.736 debitur KPR yang terdiri dari 70% pembiayaan dan 30% sekuritas, atau mencakup pembiayaan sebesar Rp 31,82 triliun, dan sekuritas sebesar Rp 10,15 triliun.


Sementara itu, terkait kinerja pembiayaan, sepanjang Semester I tahun 2018, Perseroan tengah gencar melakukan penetrasi ke berbagai institusi penyalur KPR, khususnya Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal itu telah meningkatkan akses kepemilikan rumah bagi masyarakat di berbagai daerah.

Hingga saat ini pun SMF telah memberikan pinjaman kepada 26 bank, baik bank umum, bank syariah, BPD, maupun perusahaan pembiayaan.

"Kita punya mitra karena kita secondary tidak bisa langsung kepada market. Jadi mitra kita kepada market adalah bank umum atau bank konvensional, bank syariah, Bank Pembangunan Daerah, dan perusahaan pembiayaan," ujar Ananta.

Sementara untuk sekuritas, Ananta menyampaikan hingga Semester I tahun 2018 SMF telah memfasilitasi 12 kali transaksi sekuritisasi dengan menggunakan skema Efek Berangun Aset Surat Partisipasi (EBA-SP). Dari jumlah transaksi tersebut, 11 transaksi merupakan kerja sama dengan Bank BTN dan 1 transaksi dengan Bank Mandiri. Total akumulasi transaksi pun mencapai Rp 10,155 triliun.

Ananta pun berharap sekuritisasi aset tersebut biaa mempercepat penyaluran dana bagi pembiayaan perumahan. Tujuannya agar dapat menyukseskan program 1 juta rumah seperti yang dicanangkan pemerintah. Selain itu, Ananta juga menegaskan bahwa kinerja SMF kini lebih efisien dibanding tahun lalu dengan beban yang menurun dan laba bersih yang meningkat.

"Beban Juni tahun lalu Rp 361 miliar, sedangkan Juni 2018 hanya Rp 349 miliar, jadi kita semakin efisien. Ini direfleksikan dengan adanya laba bersih di mana Juni 2017 Rp 214 miliar, sedangkan Juni 2018 adalah Rp 219 miliar," jelas Ananta.

Di samping pencapaian tersebut, SMF pun tengah giat memperkuat pasar pembiayaan sekunder di Indonesia, salah satunya melalui pengembangan model bisnis berbasis syariah.

"SMF akan punya Unit Usaha Syariah (UUS) untuk meningkatkan dukungan dalam pengembangan pasar pembiayaan perumahan syariah," tegas Ananta.

Selain itu, dalam waktu dekat SMF akan merilis Efek Beragun Aset (EBA) Retail yang merupakan diversifikasi produk investasi yang ditawarkan SMF kepada masyarakat. Produk ini juga merupakan produk EBA Retail yang pertama kali diluncurkan di Indonesia.

"Kami berharap EBA Retail dapat memberikan warna dan pilihan baru bagi masyarakat Indonesia dalam berinvestasi," harapnya. (mul/mpr)

Hide Ads