Karyawan ini tergabung dalam serikat pekerja yang masuk dalam FSPPB (Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu) melakukan aksi long march. Aksi berlangsung dari Kantor Pusat Pertamina menuju Kementerian BUMN. Para peserta aksi juga sempat meneriaki Rini bohong saat menemui mereka.
"Tanggung jawab saya adalah bagaimana Pertamina sehat 100 tahun ke depan untuk anak cucu-cucu. Jangan ngomong bohong-bohong. Anda lihat sendiri bagaimana keadaannya sekarang," kata Rini menjawab teriakan demonstran di depan gedung Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (20/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pekerja Pertamina Demo Tolak Penjualan Aset |
Saksikan juga video 'DPR: Naiknya Harga Pertamax karena Minyak Mentah Dunia Naik!':
Rini menambahkan bahwa mereka merupakan bagian dari keluarga Pertamina. Artinya, para peserta aksi juga memiliki tanggung jawab untuk mengawasi kinerja Pertamina.
"Kalian itu keluarga Pertamina. Karena itu, kalian punya tanggung jawab untuk Pertamina benar-benar melakukan fungsinya dengan baik sebagai Badan usaha juga sebagai agen pembangunan," ujar Rini.
Sebagai informasi aksi demo ini merupakan aksi protes dari beredarnya surat mengenai penjualan aset yang telah ditandatangani oleh Rini. Surat ini berisi soal, Rini telah menandatangani surat Persetujuan Prinsip Aksi Korporasi untuk Mempertahankan Kondisi Keuangan PT Pertamina (Persero) bertanggal pada 29 Juni 2018.
Berdasarkan surat yang beredar, ada empat aksi korporasi yang bakal dilakukan Pertamina, termasuk menjual aset-asetnya ke pihak swasta.
"Pemerintah akan selalu menjaga keberlangsungan Pertamina. Sebagai BUMN melakukan agen pembangunan dan pemerintah akan selalu menjaga keberlangsungan Pertamina dapat WK (wilayah kerja). Juga bagaimana subsidi solar akan ditingkatkan. Itulah, itu yg bisa saya terima. Terima kasih," kata dia