Benarkah Pelemahan Rupiah Karena Faktor Eksternal?

Benarkah Pelemahan Rupiah Karena Faktor Eksternal?

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 20 Jul 2018 15:37 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Nilai tukar rupiah masih terus tertekan. Dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini masih berada di level Rp 14.515.

Analis Paramita Alfa Sekuritas William Siregar memandang pelemahan rupiah lebih disebabkan faktor eksternal akibat adanya pengetatan moneter di AS melalui bank sentral The Fed. Ditambah lagi adanya sentimen negatif perang dagang antara AS dan China.

"Tapi di sisi lain, masih ada beberapa negara yang tidak ikut terpengaruh oleh sentimen tersebut, misalnya Malaysia. Jadi alasan efek eksternal memang relevan, tapi tidak bisa dijadikan patokan khusus," tuturnya kepada detikFinance, Jumat (20/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Menurut William penguatan dolar AS seharusnya bisa diantisipasi jika neraca dagan RI surplus. Memang pada Juni 2018 neraca dagang RI surplus US$ 1,74 miliar, namun di bulan-bulan sebelumnya sejak awal tahun terjadi defisit secara beruntun.

Dia juga menilai jika saja Bank Indonesia kemarin menaikan suku bunga acuan BI 7 day repo rate pelemahan rupiah bisa tetap terjadi. Sebab kenaikan suku bunga sebelumnya juga tidak begitu ampuh menahan jatuhnya rupiah.

"Saya lihat harusnya pemerintah fokus ke neraca dagang, agar tetap konsisten surplus. Pelemahan rupiah kurang mujarab jika dilawan dengan menaikan suku bunga, seperti yang sudah dilakukan sebelumnya. Sisi fiskal harus diperhatikan, yaitu neraca dagang," tuturnya.




William menilai stress test rupiah saat ini berada di level Rp 15.000, setelah level psikologis Rp 14.500 telah ditembus. (dna/dna)

Hide Ads