Hal tersebut diungkapkannya pada saat raker Banggar DPR dengan pemerintah yang diwakili Kementerian Keuangan tentang penyusunan kesimpulan kinerja APBN 2018 sampai semester I.
"Saya ingin berikan masukan, BI harus punya timing kebijakan cepat, tepat dan juga cermat, jangan sampai percepatan kelemahan rupiah melebihi kecepatan intervensi BI," kata Siti di ruang rapat Banggar DPR, Jakarta, Senin (23/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dolar AS Pagi Ini di Level Rp 14.460 |
Kecermatan BI, kata Siti, dikarenakan nilai tukar akan memberikan dampak besar terhadap harga komoditas inti, kenaikan komoditas ini tentunya akan berpengaruh pada kemampuan berbelanja masyarakat.
"Sehingga masyarakat tidak bisa berbelanja, sekarang saja telur sudah mulai naik," jelas dia.
"Makanya kami ingin tahu strategi di semester II, agar APBN bisa berjalan dan terealisasi dengan baik," sambung dia.
Sementara itu, Anggota Banggar DPR dari Fraksi Partai Gerindra Bambang Haryo mengatakan pemerintah harus segera meredam pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Dia menilai, pelemahan rupiah yang belakangan ini terjadi tidak langsung diantisipasi oleh pemerintah.
"Masalah berhubungan dengan nilai dolar, kemarin terpuruk dan saya sedih sekali, dan para menteri itu biasa saja, padahal hampir semua bahan baku kita impor," kata Bambang.
Seperti diketahui pekan lalu dolar AS sempat menembus ke level Rp 14.500. Hal tersebut terjadi setelah BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 days repo rate.