BI Putar Otak Jaga Rupiah dari Keperkasaan Dolar AS

BI Putar Otak Jaga Rupiah dari Keperkasaan Dolar AS

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 24 Jul 2018 11:49 WIB
Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance
Jakarta - Fenomena nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah belakangan ini disebut akibat dari dinamika ekonomi dunia, salah satunya adalah soal isu perang dagang AS.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan, tantangan yang berasal dari global kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia selalu berubah setiap harinya.

"Hampir semua negara berkembang alami tekanan, dinamika global tidak bisa kita bendung yang terjadi di pasar keuangan global pasti berpengaruh," kata Nanang di Kantor BI, Jakarta Pusat, Selasa (24/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pun ada langkah-langkah yang ditempuh oleh otoritas moneter nasional, baik jangka pendek, maupun menengah panjang.

Untuk jangka menengah panjang, kata Nanang, BI akan memperkuat fundamental makro ekonomi Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang masih di bawah 3%.

"Tantangannya bagaimana mem-financing CAD yang berasal dari FDI dan portfolio inflow, di sisi CAD banyak dilakukan bagaimana sektor riil agar sektor ekspor semakin berdaya saing, mengimbangi kebutuhan impor yang diperlukan untuk kegiatan ekonomi domestik. Bagaimana CAD yang dibiayai capital inflow yang sustainable," ujar dia.


Untuk jangka pendeknya, kata Nanang, BI juga akan melakukan intervensi dengan berada di pasar, baik pasar valas maupun pasar SBN. Hal ini disebut sebagai dual intervention.

"BI baru saja menaikkan suku bunga 50 bps, tugas dari pelaksana moneter adalah menjaga suku bunga overnight bergerak di sekitar suku bunga moneter melalui, menjaga likuiditas di pasar keuangan," jelas dia. (ara/ara)

Hide Ads