Menurut Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) Bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika, SBY salah menggunakan data.
"Beliau pakai data tahun berapa sih? Salah data kayaknya itu. Pak Jokowi itu kan mendapat warisan (jumlah orang miskin) dari presiden sebelumnya, dan sekarang kan sudah berkurang," kata Erani saat saat berkunjung ke markas detikcom, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ini kan sudah diperbaiki (jumlah orang miskin), masa ada sesuatu yang diperbaiki tapi beliau (SBY) nggak ikhlas," ujarnya.
Ada perbedaan data antara yang disampaikan SBY dengan data BPS. Namun Erani tidak menampik memang ada permasalahan data di Indonesia.
"Di Indonesia ini memang ada problem data. Tapi BPS yang sudah diminta melakukan integrasi data dan sudah ada kemajuan. Yang access data kan langsung dari bawah," ujarnya.
Seperti diketahui, SBY memberikan keterangan kepada pers setelah Ketua Umum Partai Gerindara Prabowo Subianto berkunjung ke rumahnya di Mega Kuningan, Jakarta, tadi malam.
"Yang paling penting menyangkut ekonomi dan kesejahteraan rakyat adalah penghasilan atau income dan daya beli golongan orang mampu dan golongan orang miskin yang kita sebut dengan the bottom fourty, 40% kalangan bawah yang jumlahnya sekitar 100 juta orang," kata SBY
"Itu sorotan kami karena ada persoalan di situ," imbuh SBY.