MRT Jakarta Fase I Hampir Selesai, Kapan Mulai Fase II?

MRT Jakarta Fase I Hampir Selesai, Kapan Mulai Fase II?

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 27 Jul 2018 09:57 WIB
MRT Jakarta Fase I Hampir Selesai, Kapan Mulai Fase II?
Foto: Ari Saputra
Jakarta - MRT Jakarta Fase I sudah hampir selesai. Meski pekerjaan di atas tengah terhenti karena ada gelaran Asian Games 2018, diyakini penyelesaiannya tetap sesuai target.

Saat ini progresnya sudah menyelesaikan penataan jalan sepanjang Sudirman-Thamrin dengan merapihkan trotoar dan pedestrian.

Beberapa titik yang masih ada pengerjaan ditutupi dinding bergambar Asian Games secara rapih. Sehingga tidak terkesan ada pekerjaan yang tengah berlangsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PT MRT Jakarta melaporkan secara total progres pembangunan MRT Jakarta

MRT Jakarta Fase II Masuk Tahap Desain

Foto: Rifkianto Nugroho
Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan, Fase II masih dalam tahap engineering desain. Pihaknya tengah menyiapkan desain konstruksi jalur bawah tanah hingga Kampung Bandan.

"Kami juga menggandeng konsultan yang juga menyiapkan dokumen kontrak. Semuanya dalam tahap persiapan. Kita juga lakukan sosialisasi dengan berbagai stakeholder baik pemerintah DKI maupun masyarakat sekitar koridor," tuturnya di Wisma Nusantara.

Selain itu, MRT Jakarta tengah berupaya mendorong pencairan dana pinjaman pembangunan. Dana pinjaman yang akan cair diperkirakan mencapai Rp 25,6 triliun dari Japan International Cooperation Agency (JICA).

"Targetnya di awal Agustus penandatanganan pinjaman," imbuhnya.

MRT Jakarta Fase II Dimulai Dengan Pembangunan Garduk Listrik

Foto: Rifkianto Nugroho
MRT Jakarta Fase II Dimulai Dengan Pembangunan Garduk Listrik

Untuk tahap pembangunan awal, MRT Jakarta akan membangun gardu listrik di wilayah Monumen Nasional (Monas). Tepatnya di dekat Jalan Merdeka Barat.

Gardu listrik induk itu akan dibangun di bawah tanah dengan kedalaman 20 meter. Itu akan menjadi gardu bawah tanah pertama yang ada di Indonesia.

"Gardu induk ini akan dibangun pada November 2018. Sehingga groundbreaking bisa Desember 2018," kata Silvia.

Setelah itu, pihaknya menargetkan akan menyelesaikan satu per satu kontrak tender. Ditargetkan pada 2020 pembangunan secara penuh sudah dilakukan.

"Untuk pemetaan lokasi-lokasinya ditargetkan minggu depan atau awal Agustus bisa keluar," tutupnya.

MRT Jakarta Fase I Hampir Selesai

Foto: Edwin Rudiyanto/detikcom
Hingga 25 Juli 2018 progres konstruksi proyek MRT Jakarta fase I sudah mencapai 95,33%. Progres itu tercatat berdasarkan pembangunan hingga 25 Juli 2018.

Dari progres secara total itu terdiri dari progres pembangunan depo dan seksi elevated 93,41% dan seksi bawah tanah 97,26%.

Namun untuk jadwal time line detil hingga resmi beroperasi pada Maret 2019 berubah. MRT Jakrta akan melakukan uji coba signaling di depo menggunakan kereta pertama pada perioxe Juni-Juli 2018.

Baru pada September 2018 dilakukan tes uji coba kereta pertama di jalur utama. Sebelumnya jadwal ini ditargetkan bisa dilangsungkan pada Agustus 2018.

Lalu pada 12 November 2018 dilakukan uji coba operasi sistem perkeretaapian secara terintegrasi oleh kontraktor. Kemudian pada 8 Desember 2018 mulai dilakikan uji coba kereta ke 2-16 di jalur utama.

Pada 15 Februari 2019 dilakukan uji coba sistem perkeretaapian secara penuh (full trial run) oleh MRT Jakarta. Barulah pada akhir Maret 2019 MRT Jakarta Fase I resmi beroperasi secara komersial.

MRT Jakarta Siapkan Uang Elektronik dam QR Code

Foto: @mrtjkt
PT MRT Jakarta tengah mempersiapkan uang elektronik yang digunakan khusus untuk pembayaran tarif mass rapid transit (MRT) Jakarta nantinya. Namun manajemen mengakui menemukan kesulitan dalam hal perizinan.

Direktur Opedasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta menjelaskan, pihaknya nanti memang akan menerapkan tiket elektronik. Namun karena masuk dalam kategori uang elektronik maka perlu izin dari Bank Indonesia (BI).

"Ini dalam proses, bulan Agustus bisa tersedia untuk kita tes. Tapi karena kategori uang elektronik maka dibutuhkan perizinan dari BI," tuturnya.

Permasalahannya, kata Agung, BI baru akan memberikan perizinan jika ada rekomendasi dari Kementerian Perhubungan, dalam hal ini Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).

Sementara BPTJ akan memberikan rekomendasinya jika ada surat rekomendasi juga dari BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Sehingga proses untuk mendapatkan izin tiket elektronik itu butuh perizinan yang panjang.

"Padahal sebenarnya ini sama juga dengan KCI, sudah ada standarnya, itu sama," tambahnya.

Nantinya PT MRT Jakarta juga berniat menjalin kerjasama dengan 4 bank besar yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) dan PT Bank Central Asia Tbk. Nantinya uang elektronik yang dimiliki keempat bank itu bisa digunakan di MRT Jakarta.

"Kita siapkan kerjasama dengan perusahaan yang bisa kembangkan itu. Sekarang paling tidak 4 bank dulu, tapi kami juga siapkan bank lain seperti Bank DKI, Bank nega atau Nobu Bank yang sudah dapat izin juga," tambahnya.

Selain itu MRT Jakarta juga tengah mengembangkan aplikasi MRT. Salah satu fungsi dari aplikasi itu juga sebagai alat pembayaran tiket menggunakan QR Code.

Aplikasi itu juga rencananya akan dikembangkan sebagai fungsi integrasi dengan moda transportasi lainnya. Nantinya masyarakat Jakarta bisa mengetahui moda transportasi yang bisa digunakan dari rumah ke stasiun MRT hingga tempat tujuan.

Sementara untuk tarif, MRT Jakarta mengusulkan sebesar Rp 8.500 per 10 km. Tarif itu juga diusulkan diterapkan berbasis jarak.

Usulan itu juga sudah diberikan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang nantinya akan memutuskannya.

Halaman 2 dari 5
(zlf/zlf)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads