Sempat Kisruh, Ini Hasil RUPS Produsen Taro

Sempat Kisruh, Ini Hasil RUPS Produsen Taro

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 27 Jul 2018 22:50 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta - Kisruh terjadi pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) hari ini. RUPSLB tersebut ini berlangsung sekitar 7 jam, dimulai pada pukul 14.00 WIB akhirnya berakhir 'gantung' pada sekitar pukul 21.00 WIB.

Rapat yang berisi 4 mata agenda dua kali dilakukan skors. Mata agenda pertama tentang dispensasi atas penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 disetujui, namun pada saat agenda kedua terkait pengesahan laporan tahunan 2017 kisruh terjadi.

Salah seorang investor yang bernama Haryanto Bhakti tiba-tiba keluar dari ruang rapat dan teriak-teriak di depan media. Dia memberitahukan bahwa mata agenda pengesahan laporan keuangan 2017 ditolak oleh para investor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bhakti menjelaskan, dari jumlah investor yang hadir sebanyak 61% menolak untuk mengesahkan laporan keuangan tersebut. Itu karena sebagian besar pemegang saham AISA dengan porsi besar ikut menolak.


Lalu mata agenda kedua tentang penunjukan Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit laporan keuangan perseroan disetujui.

Kisruh pun kembali terjadi saat pembahasan agenda keempat tentang persetujuan perubahan susunan Direksi dan/atau Dewan Komisaris Perseroan. Direktur Utama AISA Stefanus Joko Mogoginta tiba-tiba walk out, dia merasa ada tindakan ambil alih paksa atas agenda tersebut.

Dia menuding ada yang menekan Komisaris utama AISA Anton Apriyantono dan Wakil Komisaris Utama Kang Hongkie Widjaja untuk mencabut tandatangan persetujuan laporan keuanga AISA 2017. Mereka disebut juga dipaksa oleh Komisaris Perseroan Jaka Prasetya untuk memasukan mata agenda pergantian direksi langsung oleh Komisaris.

Jaka merupakan perwakilan Komisaris AISA dari Kohlberg Kravis Roberts (KKR). KKR merupakan perusahaan investasi ternama yang disebut-sebut mengalami kerugian terbesar sebagai pemegang saham AISA.

Saat rapat selesai, Anton menjelaskan, mata agenda keempat tetap dilangsungkan dengan voting, namun dia meminta notaris untuk mencatat seluruh kondisi yang terjadi seperti walk out dewan direksi dan beberapa pemegang saham.

"Akhirnya itu di-vote tapi vote-nya harus dihitung lagi karena ada yang walk out, jadi yang ada dihitung yang ada," tutur Anton di Pacific Place, Jakarta, Jumat (27/7/2018).

Seluruh catatan notaris tentang hasil RUPSLB hari ini akan disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), namun Anton menegaskan hasil rapat itu berisi catatan-catatan seluruh kejadian dalam rapat. (hns/hns)

Hide Ads