Demikian disampaikan oleh General Manager BNI Cabang Tokyo Ario Bimo saat ditemui di Tokyo, Jepang, seperti ditulis Sabtu (28/7/2018).
Bimo mengatakan capaian tersebut terbilang baik jika melihat kondisi global dan ekonomi yang belum konsisten. Satu-satunya bank BUMN yang ada di Jepang itu juga harus bersaing dengan bank-bank lokal yang punya kemampuan pendanaan yang lebih matang dibanding perseroan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun portofolio kredit perseroan di Tokyo lebih banyak disalurkan ke perusahaan Indonesia yang punya bisnis di Jepang. Namun perseroan juga tengah membidik lebih banyak perusahaan-perusahaan lokal yang berinvestasi di Indonesia dengan orientasi ekspor.
Hingga saat ini, perseroan sudah menyalurkan kredit ke 16 perusahaan lokal. Selain itu, ada sejumlah perjanjian kredit lokal lainnya yang akan disepakati sampai akhir 2018.
"Kontribusi masih kecil, belum kelihatan. Tapi intinya dari manajemen, kita itu bisnis kredit bisa berkontribusi 20% dari total," katanya.
Sebagai informasi, BNI Tokyo mulai menjadi kantor cabang sejak tahun 1968. BNI Tokyo membawa misi bridging Indonesia and Japan, seperti tercermin dari perannya sebagai penghubung/liason, khususnya bagi perusahaan-perusahaan Jepang berskala kecil-menengah yang berinvestasi di Indonesia.
Produk BNI Tokyo terdiri dari layanan kiriman uang, tabungan, kredit investasi, kredit modal kerja, trade finance dan produk-produk tresuri. (eds/ara)