PLTG Sambera Beroperasi, PLN Bisa Hemat Rp 70 M/Tahun

PLTG Sambera Beroperasi, PLN Bisa Hemat Rp 70 M/Tahun

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Senin, 30 Jul 2018 17:12 WIB
Foto: Istimewa/PLN
Kutai - Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Sambera resmi beroperasi. PLTG berkapasitas 2Γ—20 Mega Watt (MW) itu menggunakan regasifikasi Liquid Natural Gas (LNG) dengan moda transportasi trucking pertama kali di Indonesia.

Metode suplai LNG dengan sistem ini merupakan salah satu terobosan untuk meraih wilayah terpencil yang tidak terjangkau oleh pipa.

PLTG ini berlokasi Jalan Poros Samarinda-Bontang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur telah beroperasi sejak 2009 dan dalam masa tersebut menggunakan minyak sebagai bahan bakar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan masuknya LNG, maka PLN dapat menghemat biaya energi primer hingga sebesar Rp 70 miliar per tahun. Penggunaan LNG juga dapat menurunkan biaya pokok produksi (BPP) pembangkit sebesar 38%" kata Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka dalam keterangannya, Senin (30/7/2018).

Dengan beroperasinya fasilitas ini, maka pemenuhan kebutuhan listrik bagi masyarakat Kalimantan Timur, khususnya di Balikpapan, Samarinda, dan Tenggarong akan semakin kuat.


Kerja sama ini juga merupakan sinergi BUMN antara PLN dengan PT Pertamina melalui anak usahanya, yakni PT Pertagas Niaga (PTGN) dimana sumbernya tersebut berasal dari kilang LNG milik PT Badak.

Kontrak pembelian LNG ini memiliki jangka waktu lima tahun dengan skema Build, Operate, Transfer (BOT) dalam penyimpanan dan regasifikasi LNG. Selain itu, PTGN juga akan menyediakan fasilitas pengisian skala kecil sehingga dapat dikirimkan dengan moda transportasi trucking ke PLTG Sambera. Fasilitas penyimpanan dan regasifikasi LNG ini dibangun dan dioperasikan PTGN dengan bentuk kerjasama operasi dengan PT Dharma Pratama Sejati.

"Dengan LNG, performa pembangkit PLN tersebut akan semakin meningkat dan keandalan mesin terjamin. Selain itu, penggunaan LNG lebih ramah lingkungan karena akan mengurangi emisi gas buang, produksi limbah B3 dan pemakaian air tanah," jelasnya.

Saat ini, kondisi kelistrikan di Kalsel, Kalteng dan Kaltim mengalami surplus pasokan listrik sebesar 487,4 MW dimana daya mampunya mencapai 1.537 MW dengan beban puncak di Sistem Kaltim sebesar 451,2 MW dan Sistem Kalselteng sebesar 598,4 MW. Adapun rasio elektrifikasi Kaltim mencapai 94,55% dan ditargetkan 100% pada 2021.

(fdl/fdl)

Hide Ads