"Mobil listrik ini menurut saya suatu keharusan, kenapa? Apapun juga kebijakan ketahanan energi nasional itu adalah kita berusaha semaksimal mungkin energi yang digunakan di dalam negeri harus berasal dari domestik, sehingga mengurangi impor," kata Jonan kepada detikFinance dalam acara Blak-blakan, di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, seperti ditulis Rabu (1/8/2018).
Baca juga: Mau Beli 'Bemo' Listrik? Segini Harganya |
Saat ini konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nasional kata Jonan mencapai 1,4 juta barel per hari (bph) sementara produksi minyak nasional hanya 800.000 bph. Untuk mencukupi konsumsi BBM, maka sisanya diimpor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu ia sangat mendukung pengembangan mobil listrik di Indonesia, karena sumber bahan bakar untuk listrik jauh lebih banyak dan bisa didapatkan dengan mudah di dalam negeri.
"Nah terus nanti anda bilang listriknya dari mana pak? Lho energi listrik kan dari batu bara dalam negeri, geothermal dalam negeri, gas dalam negeri, angin dalam negeri, air dalam negeri, matahari dalam negeri, biomassa mayoritas dalam negeri. Jadi ini meningkatkan ketahanan energi nasional supaya rupiahnya tidak terombang-ambing," kata dia. (ara/dna)