Hadir juga dalam acara itu Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Dalam kesempatan itu, Harjanto mengatakan bahwa pengembangan mobil listrik di Indonesia sedang ramai dibahas. Pemerintah pun ikut mendorong pengembangan mobil listrik kepada industri otomotif yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bicara kendaraan listrik sekarang jadi trending topik di dalam industri otomotif, karena memang masalah emisi. Indonesia sebagai salah satu negara warga dunia sepakat untuk turunkan emisi 29% di tahun-tahun mendatang, di mana dengan bantuan internasional jadi lebih dalam jadi 40%" kata Harjanto dalam sambutannya di lokasi, Kamis (9/8/2018).
Dia menjelaskan, sejatinya pemerintah telah mencanangkan program kendaraan emisi rendah atau low carbon emission vehicle (LCEV). sejak tahun 2015 lalu. Di mana, mobil listrik juga masuk dalam kategori tersebut untuk mendukung kendaraan yang ramah lingkungan.
Untuk bisa mendorong industri dalam mengembangkan kendaraan emisi rendah tersebut, pemerintah pun memberikan sejumlah insentif dalam bentuk fiskal, salah satunya Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) dan Tax Holiday.
"Tagline kita low carbon itu, definisi kita canangkan beberapa jenis kendaraan yang intinya semakin turunkan emisi, maka semakin diberikan pembebasan atau bisa menikmati PPnBM sehingga industri bisa didorong menggerakkan teknologi ramah lingkungan," ujarnya.
Lebih dari itu, Harjanto menjelaskan, sejatinya kendaraan beremisi rendah tak hanya berpatok pada mobil listrik semata. Contohnya seperti pengembangan kendaraan dengan standar emisi Euro 4. Sebab, bila hanya bicara soal mobil listrik, pemerintah masih perlu menyiapkan berbagai infrastruktur pendukung.
"Bicara industri kelistrikan, banyak aspek yang perlu disiapkan, jadi tak bisa serta merta bicara, tapi komponen pendukung belum disiapkan. Karena seperti yang kita ketahui bersama, untuk pengembangan mobil listrik, yang produksi bateri hanya tiga negara di dunia, China, Jepang, dan Korea. Jadi kita masih harus impor. Dan itu investasinya tinggi," tuturnya.
Saksikan juga video ' PLN Dukung Proyek Mobil Listrik ':
(fdl/zlf)