Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani, mewakili pengusaha menjelaskan rapat tertutup membahas devisa hasil ekspor (DHE).
"Kami membicarakan kepastian dunia usaha dari Gubernur BI disampaikan memang pada saat ini dari 100% DHE baru 80-81% yang masuk ke Indonesia. Ada 19-20% belum masuk," katanya usai rapat di The Westin, Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, sekitar 80-81% devisa hasil ekspor yang masuk, baru 15% dikonversi ke rupiah. Padahal diperlukan lebih banyak untuk menguatkan mata uang rupiah.
"Dari 80-81%, 15% ditukarkan dalam mata uang rupiah. Diharapkan dari para pengusaha ikut membantu penguatan rupiah dengan menukarkan mata uang dolarnya ke dalam mata uang rupiah," paparnya.
Menurut Rosan pengusaha bersedia melakukan itu, namun perlu mendapat kepastian dari pemerintah dan BI. Di satu sisi dengan memberikan kepastian bahwa hal itu dapat dilakukan dengan opsi yang diberikan BI.
Opsi yang diberikan kepastian bahwa saat pengusaha butuh dolar dapat diberikan dengan suku bunga yang baik. Rosan menjelaskan, BI pun sudah mempunyai mekanisme yang selama ini terbilang baik buat pengusaha, misalnya dari segi swap yang akan dilaksanakan dengan bank milik negara.
"Misalnya Bank Mandiri tidak akan mengambil cost tambahan dari swap yang akan diberikan BI, 4,7% atau 5% misalnya, bank BUMN tidak akan mengambil tambahan," sebutnya.
"Ini kami apresiasi, itupun tidak hanya terpaku 1-3 bulan, karena sampai 12 bulan fasilitas itu, di mana dulu 1-3 bulan sehingga membuat bank nasional membuat mengambil sedikit spread untuk keberadaan mata uang kita," tambahnya.
Pantauan detikFinance, yang hadir dalam rapat Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, serta Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi.
Sementara dari pengusaha, yang hadir di antaranya Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani, Aburizal Bakrie (Bakrie Group), Franciscus Welirang (Indofood), Garibaldi Thohir (Adaro), dan Hariyadi Sukamdani (Sahid Group).
Saksikan juga video ' Soal Imbas Krisis Turki, Sri Mulyani: Ekonomi RI Kita Jaga ':
(hns/hns)