Bos INKA Blak-blakan soal Mogoknya LRT Palembang

Bos INKA Blak-blakan soal Mogoknya LRT Palembang

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 16 Agu 2018 14:39 WIB
Foto: dikhy sasra
Jakarta - Transportasi light rail transit (LRT) Palembang di Sumatera Selatan sempat mogok saat beroperasi belakangan ini. Berhentinya operasi LRT Palembang terjadi sebanyak tiga kali dalam waktu yang berdekatan.

LRT Palembang pertama kali mogok pada 1 Agustus 2018. Namun, pihak PT KAI (Persero) membantahnya. Kereta LRT Palembang juga sempat berhenti di Stasiun Bandara sekitar 100 menit dan disebut karena persoalan sinyal. Kemudian, pada Minggu kemarin (12/8) juga mengalami kendala karena adanya kabel penghubung aliran listrik yang terlepas.

Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro mengatakan bahwa lepasnya kabel tersebut diduga karena terjadi getaran di kereta di perjalanan. Permasalahan tersebut juga sudah diatasi, bahkan rangkaian kereta LRT tersebut bisa melaju normal kembali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin kena getaran kali ya sehingga mungkin ngefong sebetulnya. Kalau di mesin harus rapat betul dan kemarin dicek lagi ini butuh lagi butuh sesuatu yang komprehensif. Kami juga sudah nambah orang untuk dicek lagi dicek lagi," kata Budi di markas detikcom, Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2018).


Ia juga menjelaskan penyebab berhentinya LRT Palembang pada kejadian pertama karena masinis yang masih harus melakukan adaptasi saat mengemudikan LRT yang berbeda dengan kereta biasa. Kemudian pada kejadian selanjutnya dikarenakan tidak terbacanya perjalanan kereta di layar pemantau, sehingga terpaksa dihentikan.

"Monitor di screen tidak termonitor oleh keretanya, nggak termonitor di mana posisi keretanya. Maka langsung perintah off. Bayangin aja nggak termonitor bablas terus keretanya nggak tahu ini sampai OPI atau sampai mana di sana ada kereta di depannya sundulan," ujar Budi.

Ia menambahkan bahwa sistem pengoperasian LRT Palembang merupakan yang paling aman. Setiap detail perjalanan kereta diawasi melalui sebuah sistem dan tidak akan beroperasi ketika ada hal yang kurang pas.

"Ini didesain khusus, ini kan mass transport mesti harus aman. Pintu terbuka sedikit saja nggak jalan. Itu ada sensor-sensor yang sangat sensitif," tutur Budi.

Direktur Sarana Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Makjen Sinaga dalam kesempatan yang sama menambahkan, teknologi yang digunakan dalam pengoperasian LRT Palembang merupakan yang paling modern. Sarana, prasarana, dan pengoperasian terintegrasi ke dalam satu sistem.

" Jadi pada saat terjadi kesalahan di dalam sub sistem atau katakanlah datanya tidak masuk ke dalam sistem, itu otomatis berhenti beroperasi. Kenapa seperti itu? karena kita mengutamakan safety," ujar Makjen.


Masa uji coba LRT Palembang sendiri memakan waktu enam bulan sebelum dioperasikan secara penuh. Akan tetapi, karena mengejar waktu untuk Asian Games 2018, maka uji coba sedikit dipercepat untuk melayani transportasi atlet Asian Games 2018 di Palembang.

"Ini baru kita tiga bulan karena kita ingin mendukung pelaksanaan Asian Games dan ini merupakan amanat dari pemerintah itu memang kita operasikan, walaupun artinya masih di dalam tahap commisioning sebetulnya," kata Makjen.

Berhentinya kereta LRT Palembang di saat operasi menjadi catatan bagi produsen, yaitu INKA. Terjadinya kasus tersebut disebut wajar, meski tak bisa dibenarkan.

"Ini kan dunia perkeretaapian, ini bukan benar tapi masih wajar. Jadi justru itu lah kami minta bantuan teman-teman kami lagi gencar-gencarnya nerobos pasar global dan pasar internasional," ujar Makjen.


Saksikan juga video ' Blak-blakan Dirut INKA: LRT 3 Kali Mogok ':

[Gambas:Video 20detik]

(ara/zlf)

Hide Ads