Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro mengatakan dirinya akan berupaya meningkatkan efesiensi teknologi serta profesionalisme para petani guna mendorong kualitas. Hal itu dilakukan dengan pembinaan, pelatihan, dan penyuluhan.
Dengan begitu, ia berharap produksi pertanian dalam negeri tidak akan kalah dari produk impor dan menjamin penyerapannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Syukur menjelaskan langkah mendorong profesionalisme petani juga dilakukan dengan memberikan program magang ke luar negeri seperti Jepang dan New Zealand. Diharapkan program tersebut bisa membuat karakter petani yang lebih tangguh dalam berusaha dan bisa menyebarkan ilmu di dalam negeri.
"Kemudian yang berprestasi diberikan pengahargaaan. Petani-petani yang muda yang berprestasi kita kirim ke luar negeri kita kirim magang ke Jepang, New Zealand dan begitu kembali dia akan memberikan motivasi," jelas dia.
Sebagai infomasi, Kementan telah merevisi Permentan Nomor 26 Tahun 2017 menjadi Permentan Nomor 33 Tahun 2018 terkait penyediaan dan penjualan susu dan Permentan Nomor 38 Tahun 2017 tentang rekomendasi impor produk hortikultura menjadi Permentan Nomor 24 Tahun 2018. Hal itu dikarenakan adanya tekanan beberapa negara untuk memprotes aturan tersebut dan membawa persoalan tersebut ke World Trade Organization (WTO)
Dalam kesempatan yang sama, Kementan juga memberikan Penghargaan Tingkat Nasional kepada 27 orang teladan di bidang pertanian yang terdiri dari 3 orang petani berprestasi, 3 gapoktan berprestasi, 3 kelembagaan ekonomi petani berprestasi, 3 orang penyuluh pertanian teladan, 3 balai penyuluhan pertanian berprestasi, 9 orang pengelola pusat pelatihan pertanian dan perdesaan swadaya (P4S) berprestasi, dan 3 orang widyaiswara berprestasi.