Fakta Tol Pertama Borneo, Cikal Bakal Trans Kalimantan

Fakta Tol Pertama Borneo, Cikal Bakal Trans Kalimantan

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Sabtu, 18 Agu 2018 09:36 WIB
1.

Fakta Tol Pertama Borneo, Cikal Bakal Trans Kalimantan

Fakta Tol Pertama Borneo, Cikal Bakal Trans Kalimantan
Foto: Istimewa/Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR
Balikpapan - Warga Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur patut bangga. Dalam waktu dekat pulau berjuluk Borneo itu akan punya jalan tol untuk pertama kalinya. Jalan bebas hambatan pertama di Kalimantan itu membentang sepanjang 99,35 km dari Balikpapan hingga Samarinda.

Jalan tol tersebut menjadi awal bagi pembangunan Trans Kalimantan yang akan melingkari pulau terbesar ketiga di dunia tersebut. Menyusul Jawa dan Sumatera yang telah lebih dulu mempunyai jaringan jalan tol dari ujung ke ujung pulau, beroperasinya tol Balikpapan-Samarinda akan menjadi awal dibangunnya jaringan tol lain di Kalimantan seiring dengan perkembangan ekonomi yang nanti terjadi.

Jaringan jalan dari Balikpapan menuju Samarinda sendiri saat ini hanya ada satu akses dan memiliki lajur yang cukup sempit. Hal tersebut membuat waktu tempuh antara kedua kota yang berjarak sekitar 154 km mencapai empat jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda terus dikebut. PT Jasamarga Balikpapan Samarinda tengah mengejar ketertinggalan atau deviasi progres konstruksi terhadap kontrak yang mencapai 3%.

Meski terdapat deviasi, tol ini diharapkan bisa beroperasi pada awal 2019 atau lebih cepat dari yang ada pada perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT). Bagaimana fakta terkini tol pertama cikal bakal Trans Kalimantan ini? Berikut ulasan lengkapnya:

Direktur Utama PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) STH. Saragi mengatakan tol ini merupakan proyek jalan lingkar yang diinisiasi oleh pemerintah daerah pada tahun 2010. Namun karena keterbatasan pendanaan, maka proyek ini akhirnya diinvestasikan ke badan usaha jalan tol untuk menjadi jalan bebas hambatan yang sebagian seksinya dibantu oleh pemerintah agar pengembalian investasinya tetap terjaga lewat tarif dan konsesi yang telah disepakati.

"Jalan ini dibangun sebagian sejak 2010. Seksi 2, 3 dan 4 pun ada sekian ratus meter yang sudah terbangun. Tapi sejak 2015, tol ini dibuka lelang investasinya oleh BPJT dan Jasa Marga masuk di sana," katanya.

Setelah perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) ditandatangani, surat perintah mulai kerja (SPMK) pun diterbitkan sejak September 2016. Sejak saat itu, pembangunan dikebut dan saat ini progres fisik telah mencapai 65,25%, meski masih ada deviasi sekitar 3% lantaran terhadang kendala lahan.

Tol Balikpapan-Samarinda kini dikelola oleh PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS). Perusahaan itu merupakan konsorsium PT Jasa Marga dengan kepemilikan 58,81%, PT Wijaya Karya 16,04%, PT Pembangunan Perumahan 15%, dan PT Bangun Tjipta Sarana 10%.

Dari lima seksi yang ada pada tol ini, PT JBS membangun tiga seksi di antaranya sedangkan dua seksi lainnya dibangun oleh pendanaan pemerintah pusat (APBN/loan China) dan pemerintah daerqh.

Seksi 1 mulai dari KM 13 hingga Samboja (25 km) dibiayai dengan APBD Kaltim dengan nilai kontrak mencapai Rp 1,4 triliun. Sedangkan seksi 5 dari Km 13 Balikpapan hingga Bandara Sepinggan dengan panjang 11,09 km dibangun melalui pendanaan dari China dan sharing APBN senilai Rp 848,55 miliar.

Pembangunan seksi 2, 3 dan 4 dilaksanakan oleh PT JBS. Seksi 2 dari Samboja hingga Muara Jawa (23,26 km), seksi 3 dari Muara Jawa hingga Palaran (21,90 km), seksi 4 dari Palaran hingga Samarinda (17,90 km).

Saragi mengatakan, pihaknya ditarget untuk bisa menyelesaikan konstruksi tol Balikpapan-Samarinda pada akhir 2018 mendatang. Dengan demikian, diproyeksi tol bisa beroperasi penuh secara komersial pada awal 2019.

"Schedule kita rencanakan penyelesaiannya selesai pada akhir tahun ini. Karena ada uji laik fungsi, sehingga di bulan 4, 5 atau 6 tahun depan kita bisa buka tol ini secara menyeluruh dari seksi 5, 1, 2, 3 dan 4," katanya.

Kendala lahan menghambat upaya percepatan pembangunan tol Balikpapan-Samarinda. Sampai saat ini, pembebasan lahan masih menyisakan sekitar 4,24% lagi.

Saragi mengatakan pembebasan lahan tersebut ditarget bisa selesai pada bulan September mendatang. Hal tersebut guna menjamin konstruksi fisik bisa selesai pada akhir 2018.

Adapun lahan yang belum bebas didominasi pada lokasi di seksi 4. Salah satu sebab pembebasan lahan membutuhkan waktu lebih lama karena adanya kepemilikan ganda.

"Kalau di seksi 4 keterlambatan agak banyak karena akses jalan tol kan lebar, ROW (Right of way) nya hanya 40 meter. Sehingga jalan tol dari Balikpapan ke Samarinda ROW nya harus 60 meter. Sesuai spesifikasi yg ditetapkan pemerintah," katanya.

Lahan yang belum bebas tersebut pun menimbulkan deviasi pada realisasi progres konstruksi terhadap kontrak. Pada ruas investasi saja (seksi 2, 3 dan 4), deviasi mencapai -2,4% terhadap kontrak.

Hal lainnya yang menjadi tantangan dalam pembangunan tol ini adalah adanya tipe lahan yang lunak. Penerapan sejumlah teknologi konstruksi pun dilakukan sebagai solusi.


Direktur Utama PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) STH. Saragi mengatakan, meski jarak tempuh kedua jalan akses tak berbeda jauh, namun hadirnya jalan bebas hambatan antara kedua kota besar di Kalimantan Timur tersebut membuat waktu tempuh menjadi sangat singkat.

Dari yang tadinya harus ditempuh selama tiga hingga empat jam, nantinya bisa ditempuh hanya dalam waktu satu jam dengan kecepatan 80 km/jam.

"Lewat jalan arteri 150 km ditempuh 3-4 jam. Kondisinya jalannya kecil, hanya 1x2 arah sehingga untuk menyalip susah. Jika jalan tol kita selesai, maka jarak tempuh Balikpapan ke Samarinda bisa ditempuh satu jam saja," katanya.

Saragih menjelaskan, tersambungnya Balikpapan dan Samarinda lewat tol akan banyak membantu arus logistik antara kedua kota tersebut. Lalu lintas harian tol ini diperkirakan hampir mendekati 10.000 kendaraan per hari.

"Dengan demikian dari biaya, waktu, opportunity bisnis yang didapatkan bisa lebih banyak diraih dengan shortcut yang lebih cepat itu," katanya.

Saragi mengatakan, berdasarkan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) yang ditandatangani, tarif yang dipatok untuk melewati tol ini adalah Rp 1.000/km. Dengan operasi sistem terbuka, maka total biaya yang dibutuhkan untuk melewati tol ini secara penuh sekitar Rp 99.350.

"Tarif memang sudah ditentukan di PPJT Rp 1.000/km. Jika nanti ada perubahan biaya karena ada perubahan lingkup dan yang harus dilaksanakan, itu kita boleh mengajukan usulan perubahan pembiayaan lingkup," katanya saat ditemui di lokasi proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda, Balikpapan, Kamis (16/8/2018).

Saragi mengatakan tol Balikpapan-Samarinda tidak terkena kebijakan rasionalisasi tarif yang diterapkan pemerintah beberapa waktu lalu. Jasa Marga bisa memastikan tarif tetap Rp 1.000/km, apabila biaya investasi tidak mengalami pembengkakan. Namun jika terjadi perubahan pun, kemungkinan akan tetap sama dengan mengatur masa konsesi.

Adapun biaya investasi untuk tol Balikpapan-Samarinda secara keseluruhan mencapai Rp 9,97 triliun. Dari total biaya tersebut, Jasa Marga membiayai sekitar 70% di antaranya untuk seksi 2, 3 dan 4.

Sementara untuk pembebasan lahan, sampai saat ini Jasa Marga sudah menghabiskan dana sekitar Rp 300 miliar, dari total Rp 540 miliar yang dibutuhkan. Adapun pengembalian yang diterima dari LMAN saat ini baru sekitar Rp 110 miliar.

Medan jalan tol Balikpapan-Samarinda yang mayoritas melintasi kawasan hutan dan bukit membuat tol ini akan menyediakan jalur khusus berupa perlintasan untuk hewan-hewan. Direktur Utama PT Jasamarga Balikpapan Samarinda STH. Saragi mengatakan hal tersebut merupakan rekomendasi yang disampaikan dinas kehutanan setempat.

"Jadi nanti itu akan ada semacam terowongan khusus buat perlintasan hewan-hewan. Beruang juga ada di sini," katanya.

Perlintasan hewan tersebut akan berbentuk seperti terowongan yang menjadi fasilitas perlintasan hewan-hewan yang kemungkinan akan lalu lalang di sana.

"Itu lebarnya truk juga bisa masuk itu," ujar Saragi.

Nantinya, perlintasan hewan itu akan berada di bawah jalur tol yang sudah dibangun. Adapun perlintasan hewan tersebut akan berada di seksi 2 yang menyambungkan Samboja dan Muara Jawa sebanyak dua perlintasan.

Fasilitas lainnya yang akan melengkapi tol sepanjang 99,35 km ini di antaranya 5 overpass, 2 underpass, 2 jembatan penyeberangan orang (JPO), 2 rest area dan 9 jembatan.


Hide Ads