Mahathir: Saya Yakin China Tak Ingin Malaysia Bangkrut

Mahathir: Saya Yakin China Tak Ingin Malaysia Bangkrut

Dana Aditiasari - detikFinance
Selasa, 21 Agu 2018 14:36 WIB
Foto: Dok. REUTERS/Lai Seng Sin
Jakarta - Perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad membatalkan dua proyek strategis yang dibiayai dari pinjaman China sebesar US$ 20 miliar atau setara Rp 290 triliun.

Alasan yang disampaikan Mahathir adalah terkait kemampuan Malaysia untuk membayar utang yang diberikan China untuk pembangunan proyek infrastruktur di negeri Jiran tersebut.

"Saya yakin China tak ingin melihat Malaysia jadi negara bangkrut," kata Mahathir dalam sebuah sesi press conference mengakhiri lawatan 5 harinya di China belum lama ini, seperti dikutip dari reuters, Selasa (21/8/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia mengatakan, proyek itu bakal ditunda hingga Malaysia benar-benar mampu.

Adapun proyek yang dibatalkan adalah East Coast Rail Link (ECRL) dan proyek pipa gas alam di Sabah yang dibiayai dari pinjaman China sebesar US$ 20 miliar atau setara Rp 290 triliun.

Cerita gagal bayar utang terhadap China memang sering menjadi pembahasan menarik. Salah satunya seperti dialami Sri Lanka contohnya. Bantuan yang diberikan China malah berujung buntung karena Sri Lanka malah harus merelakan pelabuhan dan bandara miliknya untuk dikelola China.


Pada 2017 Sri Lanka harus merelakan pelabuhan tersebut kepada China karena tidak mampu membayar utangnya. Keputusan tersebut dilakukan dengan menandatangani kontrak untuk melayani perusahaan milik negara China selama 99 tahun.

Pasalnya, kala itu Sri Lanka tercatat memiliki utang sebesar US$ 8 miliar kepada China. Bila dihitung, untuk membayar utang laur negeri kepada China dan negara lain akan menghabiskan 94% dari produk domestik bruto (PDB) Sri Lanka. (dna/fdl)

Hide Ads