Bukan Perang Dagang, Ini Ancaman Terbesar Buat China

Bukan Perang Dagang, Ini Ancaman Terbesar Buat China

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 21 Agu 2018 14:56 WIB
Foto: (dok airbnb)
Jakarta - Pertumbuhan ekonomi China tahun ini memiliki sejumlah tantangan. Mulai dari perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) hingga sektor properti yang berisiko mengalami penurunan harga.

Mengutip CNBC risiko sektor properti di China masih akan terjadi hingga 12 bulan ke depan. Chief Economist China Larry Hu menjelaskan dampak ini bisa lebih besar karena langsung berkaitdan dengan masyarakat.

Pasar real estat di China mengalami pembalikan, yakni akan ada penurunan setelah beberapa waktu sebelumnya meningkat tajam. Padahal, properti menyumbang besar untuk pendapatan pemerintah daerah hingga investasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akibat pertumbuhan yang lambat di pasar properti akan berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi China," ujar Fund Manager Noah Holdings, Selasa (21/8/2018).


Berdasarkan data Tospur Real Estate Consulting harga jual perumahan yang dibangun di 60 kota mengalami kenaikan hingga 28,1% sejak Januari 2016 - Mei 2018. Dari data Biro Statistik Nasional China harga properti domestik secara keseluruhan juga terus meningkat tajam sejak 2008.

Pekan lalu, wilayah Nanjing melarang perusahaan membeli properti, ini dilakukan untuk membatasi spekulasi. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh Shanghai dan beberapa kota lain di China.

Direktur perusahaan real estate dan manajer investasi JLL Joe Zhou mengungkapkan langkah tersebut dilakukan sangat baik untuk mengendalikan risiko. Karena pemerintah China tak memungkinkan untuk melakukan pelonggaran kebijakan untuk menekan harga.

(ang/ang)

Hide Ads