Jokowi: Dulu Punya Banyak Pabrik Dibilang Gagah, Sekarang Tidak

Jokowi: Dulu Punya Banyak Pabrik Dibilang Gagah, Sekarang Tidak

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 25 Agu 2018 14:50 WIB
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta - Menjadi pengusaha sukses dengan memiliki banyak aset tetap seperti pabrik dan kantor memiliki rasa gengsi tersendiri. Banyak masyarakat sejak dahulu menilainya sebagai sesuatu yang sangat prestisius.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai hal tersebut sudah tidak lagi berlaku seiring perkembangan teknologi digital yang begitu cepat atau biasa disebut sebagai revolusi industri 4.0.

"Bisnis sekarang tidak kayak pas saya mulai bisnis, harus punya pabrik yang besar. Saya ada 9 pabrik, itu sudah gagah sekali, punya aset seperti itu gagah, sekarang tidak perlu yang punya pabrik gede-gede" kata Jokowi saat acara Young On Top National Confrence 2018 di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Sabtu (25/8/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usaha yang tepat di era digitalisasi ini adalah ide dengan brand value yang tinggi. Sehingga, aset seperti pabrik tidak diperlukan lagi.

"Aset yang besar nggak perlu. Sekarang yang pelru right asset, valuasinya tinggi, ini yang diperlukan," tambah dia.



Dia mencontohkan kisah sukses para pendiri startup unicorn di Indonesia, seperti Bukalapak, Go-Jek Indonesia, Tokopedia, dan Traveloka yang berhasil mengkolaborasikan ide dengan teknologi.

"Nggak bisa bayangin saya muda-muda ini sudah miliki aset, kaya, yang dijual ide," kata Jokowi.

Oleh karena itu, Mantan Wali Kota Solo ini mengajak para milenial untuk berani menentukan, berani mengambil risiko dengan perhitungan yang matang dalam menjalankan suatu bisnis.

"Sekarang yang namanya bisnis pertumbuhannya tinggi, misalnya jualan kopi. Kalau kecil nggak apa untuk memulai satu, bangun brand dulu, begitu laris keluarlah cabang sebanyak-banyaknya. Ini adalah ide dan gagasan," tutup dia.

(hek/eds)

Hide Ads