Mau Naikkan Suku Bunga, AS Dinilai Masih Dilema

Mau Naikkan Suku Bunga, AS Dinilai Masih Dilema

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 25 Agu 2018 15:57 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan tingkat suku bunga. Di sisi lain, Presiden AS, Donald Trump mengkritik keras rencana The Fed.

Alasan Trump kebijakan The Fed akan membuat mata uang dolar AS makin menguat, namun justru berdampak negatif pada perdagangan terutama dengan China.


"Sekarang ini AS mengalami dilema, dari sisi Jerome Powell dia ingin menaikkan suku bunga alasannya untuk melindungi penabung (savers)," kata Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony A Prasetiantono kepada detikFinance, Sabtu (25/8/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump khawatir AS makin mengalami defisit perdagangan dengan China.

"China justru sekarang sudah enjoy dengan melemahnya yuan, ini kian merepotkan AS, makanya Trump tidak suka Powell menaikkan suku bunga," sambung Tony.


Menurut Tony suku bunga acuan The Fed diproyeksikan menjadi 3,25% pada tahun 2019. Saat ini, FFR (Fed Fund Rate) masih berada di level 2%, berarti masih perlu lima kali aksi kenaikan, di mana tahun ini dua kali, dan tahun depan tiga kali lagi dengan setiap kali naik sebesar 25 basis poin.

Diketahui, Fed tetap melanjutkan rencana kenaikkan meskipun Presiden Donald Trump mengkritik keras kebijakan Bank Sentral AS yang terus menaikkan bunga. Namun, pejabat The Fed menyebut pihaknya tetap independen dan tidak bisa diintervensi oleh tekanan politik.


Mengutip CNBC.com, dalam pidatonya di pertemuan tahunan bank sentral, Powell percaya diri ekonomi AS akan membaik dan inflasi akan tetap terkendali.


Saksikan juga video 'Eksportir Lobster di AS Mulai Merasakan Dampak Perang Dagang':

[Gambas:Video 20detik]

(hek/hns)

Hide Ads