Pemerintah Diminta Perluas Ekspor Dibandingkan Tahan Impor

Pemerintah Diminta Perluas Ekspor Dibandingkan Tahan Impor

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 29 Agu 2018 17:55 WIB
Foto: Faisal Basri (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Ekonom Senior INDEF Faisal Basri menilai strategi pemerintah dalam membenahi defisit transaksi berjalan terlalu defensif atau bertahan. Hal itu juga dianggap sulit bagi pemerintah memperbaiki defisit transaksi berjalan.

"Kelihatannya sejauh yang bisa saya nilai, strategi pemerintah cenderung defensif, nggak akan menang kita kalau defensif terus," kata Faisal dalam acara Kongkow Bisnis Pas FM, Jakarta, Rabu (29/8/2018).

Langkah defensif pemerintah yang dimaksud Faisal Basri adalah langkah evaluasi terhadap 900 komoditas impor. Nantinya ada penyesuaian pajak penghasilan (PPh) impor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Faisal, seharusnya pemerintah bisa menerapkan strategi yang ofensif atau menyerang dengan memaksimalkan kapasitas produksi industri dalam negeri dan memperluas pasar ekspor nasional.

"Kalau produk kita susah ke Eropa, kita buka ke Afrika, dan Asia Selatan yang pasarnya besar," jelas dia.

Pasar non tradisional ini, kata Faisal memang ada kelemahannya, namun hal itu bisa diantisipasi dengan aksi barter produk.

"Mungkin mereka tidak punya uang, tapi punya produknya kita ambil, dan kita menugaskan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan itu dijual ke pasar lain, itu yang ofensif," ujar dia.


Lebih lanjut Faisal mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa menegur kembali para duta besar (dubes) Indonesia yang bisa menjadi ujung tombak produk tanah air agar bisa masuk ke banyak negara.

"Saya diundang ke Hamburg dua tahun lalu, ada display di beranda, produknya sudah lama, banyak debunya, ya bagaimana sikap striker seperti itu, Presiden Jokowi saat menugaskan harusnya diingatkan lagi," tutup dia. (hek/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads