Gara-gara Gula Rafinasi Rembes ke Pasar, Gula Petani Nggak Terserap

Gara-gara Gula Rafinasi Rembes ke Pasar, Gula Petani Nggak Terserap

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Kamis, 30 Agu 2018 18:41 WIB
Foto: iStock
Jakarta - Gara-gara gula rafinasi bocor ke pasar, gula konsumsi yang diproduksi lokal tidak laku di pasaran. Sekertaris Jenderal Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Nur Khabsyin menjelaskan, ia menemukan gula rafinasi dijual sebagai gula konsumsi di Kalimantan

"Saya baru keliling dan menemukan itu di Kalimantan. Beberapa kota dan itu di beberapa kota provinsi dan disana didominasi oleh gula ekspor yang gula putih itu yang dia menggunakan merek seperti panda, merpati semut dan macam-macam lah banyak itu," ujarnya, Kamis (30/8/2018).



Ia menyayangkan adanya gula rafinasi yang bocor ke pasar konsumsi, hal tersebut membuat gula milik petani menjadi tidak laku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi seluruh produk petani ini harus diserap, atau setidaknya jangan diganggu dengan impor impor ini yang sekarang kita nggak laku," paparnya.

Sebagai informasi, pada awal tahun lalu pemerintah memberikan kuota 3,6 juta ton gula rafinasi impor masuk ke Indonesia. Hingga saat ini pemerintah sudah mengizinkan gula rafinasi untuk masuk sekitar 1,8 juta ton.



Saat ini produksi gula petani masih ada 500.000 ton ia menginginkan pemerintah untuk menyerap gula petani sebelum melakukan kebijakan impor.

Selain itu, ia juga menilai langkah pemerintah untuk melakukan impor gula mentah konsumsi 1,1 juta ton perlu dikaji ulang. Pasalnya produksi gula konsumsi saat ini sudah surplus sampai 3,7 juta ton. Dengan kondisi ini sebenarnya Indonesia sudah tidak perlu impor gula konsumsi.

"Jangan diganggu dengan impor- impor ini yang sekarang kita nggak laku," jelasnya.


Saksikan juga video 'Puluhan Ton Gula dan Daging Kedaluwarsa Dibakar':

[Gambas:Video 20detik]

(dna/dna)

Hide Ads