Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menerangkan, adanya kebijakan ini diharapkan dapat menghilangkan defisit neraca perdagangan.
"Tidak terlalu lama menghilang defisit neraca perdagangan ekspor impor barang," kata dia saat peluncuran B20 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Jumat (31/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, dia mengatakan, kebijakan ini akan mengurangi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). Dia bilang, kebijakan B20 hanya mengurangi defisit transaksi karena sudah lama kebutuhan dalam negeri belum bisa tercukupi oleh investasi.
"Selanjutnya mengurangi defisit transaksi berjalan. Kenapa hanya dikurangi dari dulu sejak tahun 1970 defisit kita yang negatif. Karena banyak kegiatan ekonomi yang belum dimasuki investor terutama di hulu dari bidang penghasil besi baja hulu, petrokimia hulunya, penghasil farmasi," jelasnya.
Selain itu, dia menuturkan, kebijakan ini paling cepat untuk menghemat penggunaan devisa. Sebab, impor minyak berkurang.
"Karena begitu kita mulai dampaknya nomor satu ada penghematan devisa, karena dieselnya solarnya dicampur dengan CPO. Berarti berkurang kebutuhan solarnya," ungkapnya.
Lalu, kebijakan ini akan mendorong kenaikan harga CPO. "Kita juga tahu produksi dan stok CPO sedang tinggi. Kalau dia mulai berkurang beberapa bulan ke depan kita bisa harapkan paling tidak tahun depan harganya membaik, itu akan naikkan devisa," tutupnya. (ara/ara)