Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program Upaya Khusus (Upsus) dan Luas Tambah Tanam (LTT) terus mendorong Penambahan Areal Tanam Baru (PATB) untuk meningkatkan produksi jagung.
Program itu salah satunya dilakukan di Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menargetkan tanam Jagung seluas 10.663 ha.
Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Trie Iriany Lamkampeli mengungkapkan bahwa potensi perluasan PATB akan lebih besar jika dibarengi dengan aplikasi teknologi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu juga masih sebagian kecil lahan yang dijadikan wilayah tanam jagung. Jika lahan yang ditumbuhi semak dan rumput dijadikan lahan produktif maka bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi petani.
"Luas tambah tanam yang dikombinasikan dengan aplikasi teknologi peningkatan produktivitas jagung akan lebih memaksimalkan capaian tersebut," ujar Trie dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/9/2018).
Kebupaten Bangkep terus berupaya melakukan perluasan PATB untuk produksi jagung. Para petani mendorong perluasan tanam jagung dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ditumbuhi rumput, semak, dan belukar.
"Kami juga memanfaatkan lahan di bawah tegakan pohon kelapa. Diharapkan menjadi areal tanam baru, dan meningkatkan produksi jagung," ungkap Trie.
Saat ini produksi jagung di Kabupaten Bangkep terus meningkat hingga 120% dari 170 ribu ton pipilan kering (PK) di tahun 2014 menjadi 374 ribu ton PK tahun 2017. Hingga Agustus 2018 produksi jagung 2018 mencapai 380.650 ton PK, atau terjadi pertumbuhan 34,71% per tahun.
Sementara itu, luas panen meningkat dari 41n ribu hektare tahun 2014 menjadi 81.405 ha tahun 2018 dengan pertumbuhan 24,86% per tahun.
Untuk mengintensifkan pembukaan lahan baru komoditas jagung ini, pemerintah menggandeng kelompok tani. Salah satunya adalah kelompok tani Kuakon Expo, Desa Kuakon Kecamatan Tinangkung, Kabupaten Bangkep yang antusias dan semangat menanam lahan kebunnya seluas 40 hektare milik anggota kelompok tersebut.
Kelompok ini memanfaatkan bantuan dua traktor roda empat dan bibit jagung serta saprotan dari pemerintah untuk mempercepat penyiapan lahan.
"Kami mengawal petani di lapangan dan monitor perkembangan luas tanam. Biaya saat ini sudah ditransfer kelompok untuk dibelikan saprotan," ungkap Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Bangkep, Diandewinda N. Saleh.
Kelompok petani tersebut juga memanfaatkan Peta Tanah dan Kesesuaian yang di buat oleh peneliti dari Kementerian Pertanian tahun 2017 pada skala 1:50.000 atau skala operasional. Peta tersebut dapat digunakan untuk lahan jagung serta tanaman lainnya yaitu padi (padi gogo, padi sawah), kedelai, cabai, bawang merah, tebu, kelapa sawit dan kakao. Untuk memudahkan petani, peta tersebut juga didukung dengan buku rekomendasi pengelolaan lahan.
"Berkat informasi yang didapatkan melalui peta informasi tersebut, petani di Kabupaten Bangkep berhasil memanfaatkan tekstur tanah berombak yang memang sangat cocok untuk ditanami jagung, sehingga dapat memberikan harapan akan tambahan pendapatan baru bagi kelompok tani," ungkap Peneliti tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan Yiyi Sulaeman sekaligus Penanggung Jawab Upsus LTT Padi Jagung dan Kedelai (Pajale), Kabupaten Bangkep, Morowali dan Morowali Utara.
Untuk kesuksesan pertambahan lahan baru untuk pertanian, Kementan sudah menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan No.48/HK-310/C/5/2018, di dalamnya mencakup 9 tipe lahan PATB yang bisa ditanami padi lahan kering atau jagung atau kedelai atau integrasinya. Waktu penanamamnpun disesuaikan dengan kondisi curah hujan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangkep, Ramlawaty juga menyatakan bahwa pemerintah pusat dan provinsi serius untuk menggarap akses pasar dan mendorong ekspor. Bahkan, para pelaku ekspor, swasta dan pemerintah telah berdiskusi guna meningkatkan ekspor jagung.
"Ekspor jagung bahkan sudah dilakukan beberapa kali langsung dari pelabuhan Ampana di Tojo Una Una langsung ke Filipina. Tren ekspor jagung dari Sulteng ini harus terus didorong," jelas Ramlawaty.
(mul/mpr)