Melansir CNNMoney, Minggu (2/9/2018), Coca-Cola membeli Costa Coffe dari pemegang saham sebelumnya Whitbread senilai 3,9 miliar poundsterling. Angka itu setara US$ 5,1 miliar atau sekitar Rp 74 triliun (kurs Rp 14.600).
Kesepakatan itu masih perlu mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dan regulator, dan diharapkan akan selesai pada paruh pertama tahun 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Costa Coffer memiliki hampir 4.000 toko yang tersebar di 32 negara. Ini akan memberi Coca-Cola modal yang kuat untuk mengembangkan bisnis gerai kopi di seluruh bagian Eropa, Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika.
Selain ribuan toko ritelnya, Costa Coffee juga memiliki gerai-gerai yang lebih kecil yang disebut Costa Express, sebuah produk kopi panggang dan kopi rumahan.
Membeli Costa Coffe menempatkan Coca-Cola sebagai pesaing kuat baru bagi Starbucks dan beberapa merek kopi global lainnya.
Awal tahun ini, Nestle dan Starbucks menyetujui aliansi kopi global senilai US$ 7,2 miliar. Nestle menjual dan mendistribusikan produk Starbucks di luar tokonya di seluruh dunia.
"Minuman panas adalah salah satu dari beberapa segmen dari total lanskap minuman di mana Coca-Cola tidak memiliki merek global. Costa Coffe memberi kami akses ke pasar ini dengan platform kopi yang kuat," kata CEO Coca-Cola James Quincy.
Persaingan di industri ini juga semakin memanas. Pesaing kuat Coca-Cola, Pepsi mengumumkan pada awal bulan ini bahwa mereka akan membeli perusahaan SillStart asal Israel senilai $ 3,2 miliar.
Saksikan juga video 'Kisah Pembuat Mesin Kopi Starbucks':