Dolar AS Rp 14.800, Pengusaha: Bukan Sesuatu yang Mengejutkan

Dolar AS Rp 14.800, Pengusaha: Bukan Sesuatu yang Mengejutkan

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 02 Sep 2018 20:33 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Nilai dolar AS pada perdagangan akhir pekan lalu tercatat Rp 14.844. Mengutip data Reuters awal tahun dolar AS berada di kisaran Rp 13.281 ini artinya rupiah sudah tertekan 11,7%
terhadap dolar AS.

Menanggapi hal tersebut ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menjelaskan kalangan pengusaha sudah memprediksikan kondisi ini.

"Kami sudah ekspektasi dan buat perkiraan. Jadi ini bukanlah suatu hal yang mengejutkan karena kita sudah antisipasi," kata Rosan di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Minggu (2/8/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan kalangan pengusaha sudah memperhitungkan kondisi ini. Karena pengusaha sudah memiliki perhitungan terkait cost of fund (cof) atau biaya akan naik dan pilihannya dibebankan ke konsumen atau menaikkan harga. Kemudian mengurangi keuntungan atau efisiensi atau keduanya dilakukan.


"Jadi kalau menurut kami, dunia usaha seperti itu ke depannya memang masih berekspektasi ada tekanan terhadap rupiah. Karena masih ada kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS dan pemerintah harus berupaya melakukan kebijakan untuk menahan current account deficit," jelas dia.

Sementara itu, ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menjelaskan gejolak nilai tukar yang terjadi hanya sentimen sementara.

"Itu kan sentimen sementara aja, fundamentalnya kan tidak segitu. Pengaruh penguatan dolar AS ini kan karena eksternal negatif saja," kata Wimboh usai pertemuan dengan Jack Ma, di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Minggu (2/8/2018).


Dia mengungkapkan, pelemahan nilai tukar ini tidak akan mempengaruhi sektor jasa keuangan khususnya perbankan.

"Sektor jasa keuangan kita baik, likuiditas perbankan kita masih cukup. Pemerintah kan sudah menghitung semuanya, mudah mudahan cepat selesai lah," jelas dia. (kil/zlf)

Hide Ads