Dari hasil pembahasan, pelemahan rupiah yang saat ini terjadi diindikasi karena banyaknya produk impor yang masuk terutama untuk pembangunan infrastruktur tenaga listrik.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution kepada awak media ditemui di kantornya usai menghadiri rapat di Istana Presiden, Selasa (4/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: RI Ketergantungan Dolar AS, Untuk Apa? |
Sebagai informasi, selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo Indonesia tengah mempercepat proses pembangunan infrastruktur. Salah satu proyek besar yang tengah digarap yaitu proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW). Dalam proses pembangunannya, pembangkit listrik ini membutuhkan berbagai komponen dari luar negeri.
Dalam hal ini Darmin menyebutkan, komponen luar yang diimpor untuk kebutuhan komponen pembangkit tenaga listrik mencapai 40%.
" Artinya tidak terlalu tinggi itu artinya pada impor kontennya 20% ke bawah itu tidak tinggi. kalau 40% ya itu tinggi," kata dia.
Selain itu ia juga membahas mengenai hasil rapat lainnya yaitu para menteri yang tadi pagi rapat dengan presiden untuk memberikan list komodits unggulan yang produksinya bisa digenjot.
" Iya itu tadi yang dibahas panjang lebar,sebenarnya nanti listnya dalam dua hari harus sesudah diselesaikan dan diumumkan nantiya biar semuanya tahu," jelas dia.
Sebagai informasi, langkah ini dilakukan sebagai salah satu antisipasi jangka pendek dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami tekanan sejak awal tahun. Hari ini nilai dolar makin mendekati Rp 15.000. Pada perdagangan Reuters siang hari ini nilai dolar AS sudah menyentuh Rp 14.897. (dna/dna)