Demikian dikutip dari data perdagangan Reuters, Jumat (7/9/2018). Grafik pergerakan rupiah pagi ini terpantau cukup stabil jika dibandingkan dengan Kamis (6/9) kemarin yang sangat fluktuatif.
Adapun dolar AS tercatat bergerak dari level Rp 14.724 hingga posisi peak di angka Rp 14.999 sepanjang pekan ini. Meski menunjukkan tanda 'menjinak', dolar AS diperkirakan masih akan terus bergerak agresif seiring makin dekatnya kebijakan kenaikan suku bunga acuan the Fed.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dolar AS Mulai Jinak, Tetap Waspada |
Pada 2017 defisit transaksi berjalan sebesar US$ 17,53 miliar atau 1,73% dari PDB. Sementara pada semester I-2018 defisit transaksi berjalan juga sudah mencapai US$ 13,7 miliar, hingga akhir tahun diperkirakan mencapai US$ 25 miliar.
Direktur for Investment Strategy PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat mengatakan dolar AS bisa mencapai Rp 14.500, jika defisit transaksi berjalan itu turun 40% dari tahun lalu.
"Menurut modal kita kalau misalnya pemerintah bisa ngerem CAD 40% itu mungkin bisa balik lagi ke Rp 14.500. Penguatan dolar AS tidak bisa kita lawan, itu eksternal. Tapi masalah kita itu current account deficit (CAD) itu kombinasinya di ekspor dan bagaimana menekan impor," katanya.
(eds/eds)