Koleksi Kaos Band Bisa Jadi Investasi Menggiurkan

Koleksi Kaos Band Bisa Jadi Investasi Menggiurkan

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 11 Sep 2018 13:50 WIB
Foto: Kaus Band (dok. Istimewa instagram @ash.soundworld)
Jakarta - Tidak usah pusing-pusing mencari ide bisnis untuk dilakoni. Mungkin hobi yang sering kamu lakukan bisa menjadi masukan tambah yang lumayan menguntungkan.

Seperti misalnya mereka, para penggila kaos band. Awalnya mereka hanya hobi untuk berburu kaos band official. Semakin langka, semakin mereka menggila untuk mendapatkannya.

Tapi siapa sangka, ternyata nilai dari koleksi kausnya bisa meningkat berkali-kali lipat. Bayangkan modal ratusan ribu bisa laku hingga belasan juta rupiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seperti misalnya, Utek, kolektor ini sudah sejak 2001 dia mengokelsi kaos band beraliran britpop dan shoegaze asal Inggris. Saat ini total koleksinya sudah mencapai 300 kaos lebih.

Koleksinya itu bisa saja lebih banyak lagi, sebab dia sering menjual kausnya, lalu menambah koleksi kaos lainnya lagi.

Dia pernah menjual kaos band shoegaze asal Inggris, Lush kepada kolektor asing yang laku dengan harga US$ 1.048, saat itu dolar AS masih di kisaran Rp 13.000. Itu artinya kaos itu dihargai sekitar Rp 13 juta lebih. Padahal sebelumnya dia membeli kaos tersebut sekitar Rp 300 ribuan.

"Untuk kaos ini sebenarnya enggak ada harga pasarannya, ya tergantung yang punya mau matok harga berapa. Bahkan pernah ada teman juga jual kaos The Velvet Underground tahun 1987 sampai Rp 32 juta," ujarnya kepada detikFinance.

Menurut Utek, nama besar band juga tidak menjamin harga kaos tersebut akan semakin mahal. Justru band britpop underdog yang hanya terkenal di negaranya saja bisa lebih mahal dari kaos band official sekelas Metallica.

"Gini, misalnya kaos Metallica official yang keluaran album pertama, menurut saya itu enggak rare walaupun harganya tinggi juga. Tapi band-band yang hanya laku di negaranya Inggris, kemudian produksi kaos untuk dijual dinegaranya saja itu bisa jauh lebih mahal," terangnya.


Kolektor lainnya Afrian Zulkifli pernah memamerkan kaos koleksinya di media sosial, ada salah satu kolektor tertarik dengan kaos Nirvana album Bliss miliknya.

Lantaran masih sayang dengan kaos itu, pemuda berusia 27 tahun itu bertahan dari rayuan yang dilancarkan si penawar. Bahkan kausnya itu sempat ditawar hingga US$ 1.000 yang jika dikalikan dengan kondisi kurs saat ini bisa mencapai Rp 14,8 juta.

"Ibaratnya kalau loe punya duit belum bisa beli karena yang punya belum tentu mau jual. Jadi kita bersyukur banget kalau kaos incaran bisa dapat," tuturnya.

Padahal dia mendapatkan kaos itu dengan merogoh kocek Rp 6 juta. Afrian rela mengeluarkan uang sebesar itu hanya untuk melengkapi koleksi kaos Nirvananya.

Kisah lainnya muncul dari mulut Andi Tri Susilo. Kolektor kaos band britpop mengaku bisa memiliki rumah berkat hobisnya mengoleksi kaos band.

Suatu ketika, sekitar 2,5 tahun yang lalu, ada seorang kolektor dari Jakarta yang berminat untuk membeli koleksi kausnya. Dia rela datangi rumah kontrakan Andi di Cileunyi untuk melihat koleksinya langsung.

Andi berpikir dia seperti pembeli kaos kebanyakan yang hanya membeli 1 atau 2 buah kaos saat datang ke rumahnya. Ketika mengetuk pintu, Andi sedikit kaget pembelinya itu membawa tas carrier besar dalam kondisi kosong.

Dalam waktu singkat tas carrier kosong itu sudah terisi penuh kaos band, totalnya sekitar 30 kaos. Mereka berdua pun sepakat untuk bertransaksi di harga Rp 25 juta. Jika dihitung rata-rata berarti satu kausnya dihargai Rp 800 ribuan.

Pembeli yang bernama Fuad Harahap itu penasaran dengan koleksi kaos band Andi. Dia ajaklah dia untuk masuk ke ruangan yang berisi ratusan kaos koleksinya yang dia simpan rapih di dalam box.


Ternyata pembeli itu kembali tertarik dengan koleksinya. Andi pun kaget ketika dia ingin membeli 1 box yang berisi 58 kaos. Lantaran sedang butuh uang, Andi rela menjualnya dengan mematok harga Rp 60 juta. Tawar menawar pun terjadi.

"Dia tawar Rp 40 juta. Saya bilang enggak bisa, karena kaos-kaos itu bisa laku Rp 1,5-2 juta. Akhirnya sepakat Rp 55 juta," tambahnya.

Detik itu si pembeli langsung transfer uang itu menggunakan mobile banking. Itu artinya dalam sehari saat itu dia mendapatkan uang sekitar Rp 80 juta

Menarik memang mendengar cerita-cerita itu. Namun rasanya tidak semua orang bisa melakukannya. Harus benar-benar suka dengan aliran musik itu, punya pengetahuan lebih tentang pemusiknya.

Mereka juga memiliki cerita-cerita pahit. Seperti ketika membeli kaos secara online dari luar negeri, ternyata barangnya tak kunjung sampai. Atau tertipu ternyata kaos yang dibelinya sudah disablon ulang.

Namun mereka tetap bergairah melakukannya. Lagi pula mereka tidak berniat untuk mencari keuntungan, hanya sekedar memuaskan hasrat saja. (das/fdl)

Hide Ads