Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun depan memiliki potensi downside risk ke level 5,15%.
"BI bilang kemarin masih akan hawkish. Ini ada implikasinya, maka ada potensi pertumbuhan 5,15% tahun depan itu," kata Suahasil di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Jumat (14/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, BI telah menyatakan bahwa sikap (stance) ke depannya masih tetap ketat atau hawkish. Stance hawkish BI jadi salah satu faktor ekonomi tahun depan berpotensi downside risk. Kenaikan suku bunga akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Dari upaya kita stabilisasi, dari kenaikan Fed Fund Rate. Ini pasti akan diterjemahkan ke suku bunga acuan dalam negeri dan ada dampaknya ke ekonomi," jelas dia.
Untuk menekan dowside risk, Suahasil mengungkapkan pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif yang bisa mendorong kinerja ekspor.
Kinerja ekspor yang tinggi di tengah gejolak nilai tukar akan memberikan manfaat lebih banyak terhadap ekonomi. Salah satunya dapat memenuhi kebutuhan valas.
"Tetap kami tawarkan seluruh insentif, kami bangun infrastruktur. Kalau untuk manufaktur," tutup dia.