TGB menjelaskan, buku TGBNomics bukan berisi tentang teori baru tentang perekonomian. Isinya tentang bagaimana pemerintah NTB selama dia menjabat 10 tahun dalam membangun perekonomiannya.
"Ini bukan berarti ada mazhab ekonomi baru. Saya bukan ahli ekonomi. Ini menggambarkan tentang landasan-landasan atau langkah strategis. Kolaborasi, sinergi dari seluruh di NTB yang saya pimpin selama 10 tahun untuk bangun ekonomi yang maju, pemerataan dan berkeadilan," tuturnya di Hotel Ayana Mid Plaza, Jakarta, Jumat (14/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TGB menjabarkan, ada beberapa bukti perkembangan ekonomi NTB yang lebih baik. Seperti pertumbuhan ekonomi NTB tahun lalu berada di posisi ketiga paling tinggi di Indonesia yaitu 7,1%.
"Pada saat yang sama kami berhasil tekan angka pengangguran menjadi 3,32%. Itu terendah ke-6 di Indonesia," tambahnya.
Lalu, dari sisi angka kemiskinan juga turun jauh. Tahun ini angka kemiskinan NTB di posisi 14,7%. Padahal 10 tahun yang lalu angka kemiskinan di NTB sekitar 24%.
"Alhamdulillah dari 24% pada 2008 menjadi sekitar 14,7%. Itu berarti hampir 10% tingkat kemiskinan turun dalam 10 tahun," tambahnya.
TGB berharap, bukunya itu bisa menjadi inspirasi para pemimpin muda yang ada di Indonesia.
Dalam acara peluncuran ini juga hadir Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut B Pandjaitan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi). (das/ara)