Founder and Chairman CT Corp ini mengaku sangat dekat dengan Mar'ie semasa hidupnya. Dia juga mengetahui betul mengapa dia dijuluki Mr Clean.
Menurut CT, julukan itu melekat kepada Mar'ie bukan saja karena bersih saat menjadi pejabat negara, tapi juga enggan menggunakan fasilitas sebagai pejabat negara saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangankan bukan haknya dia, yang haknya saja enggak mau diambil. Saya jadi saksi hidup yang melihat beliau. Beliau pernah menjadi komisaris BUMN perkebunan. Beliau punya hak di situ karena beliau komisaris, tapi hak yang harusnya diambil ditolak sama beliau," tuturnya dalam acara peluncuran buku Kekuatan Dalam Kemanusiaan: Mar'ie Muhammad, Satu Dekade Memimpin Palang Merah Indonesia di Ditjen Pajak, Jakarta, Sabtu (22/9/2018).
CT menganggap Mar'ie bukan hanya sebagai senior tapi juga mentornya. Bagaimana tidak, CT saat muda sudah dekat dengan Mar'ie. Dia sering diajak untuk mendampinginya ke manapun.
CT juga belajar tentang perekonomian baik fiskal maupun moneter dari Mar'ie, meski CT sendiri merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Gigi UI.
"Saya belajar fiskal dan moneter dengan beliau. Padahal saya tidak pernah masuk fakultas ekonomi, tapi rada mengerti tentang ekonomi. Beliau selalu nenteng saya seorang CT muda ke mana pun," kenangnya.
Karena kedekatannya, CT bahkan sempat ditawarkan oleh Mar'ie untuk menggantikannya menjadi Ketua PMI. Jabatan Mar'ie sebagai Ketua PMI berakhir pada Desember 2009.
Namun saat itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla ternyata juga tertarik untuk menjadi Ketua PMI. Perasaannya pun tak enak, sebab JK juga menjadi kolega dekat CT.
"Akhrinya saya bilang ke beliau, biar saya bicara dulu dengan Pak JK. Saya bicara dengan Pak JK menjelaskan, dan dia bicara cuma satu, Rul kau kan sibuk biar saya yang urus PMI. Saya enggak ngomong apa-apa lagi, saya cium tangan saya pulang," kenangnya. (das/hns)