Dalam rangka mengakselerasi kebangkitan rempah Indonesia, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memandatkan Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan dan Balai-Balai Penelitiannya serta Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian (BBP2TP), Tahun Anggaran 2017-2018 untuk memproduksi benih sebar perkebunan. Sekarang sudah diproduksi sebanyak 18.289.935 benih.
Benih yang diproduksi meliputi benih tebu, kopi, kakao, karet, kelapa, lada, pala, cengkeh, kayu manis dan jambu mete.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikannya dalam sambutan mewakili Menteri Pertanian pada peluncuran distribusi benih perkebunan di Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Sukabumi, hari ini.
Syakir juga menambahkan bahwa Balai-Balai di Lingkup Puslitbang Perkebunan yaitu Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma), dan Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) memproduksi sebanyak 15.378.617 benih unggul bersertifikat.
"Balitbangtan tidak lagi hanya bertugas untuk merakit varietas unggul dan menyediakan benih sumber, tetapi juga sekaligus memproduksi benih sebar yang dapat disalurkan langsung kepada masyarakat petani melalui koordinasi dengan stakeholder di pusat dan daerah," kata Syakir.
Menurutnya, langkah ini sangat penting, mengingat sektor perkebunan merupakan penghasil devisa negara terbesar, melebihi pendapatan sektor minyak dan gas. Tahun 2017, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kontribusi sektor perkebunan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar Rp 471 triliun, meningkat 9% dibandingkan kontribusinya pada tahun 2016.
Nilai ekspornya mencapai Rp 432,4 triliun atau 96,4% dari total nilai ekspor pertanian. Tingginya permintaan pasar global terhadap produk-produk perkebunan ini, belum diimbangi dengan ketersediaan stok dalam negeri sebagai akibat tingginya proporsi tanaman yang sudah tua dan tidak produktif lagi.
"Untuk menyikapi hal tersebut perlu dilakukan langkah nyata, melalui peremajaan tanaman, pemilihan varietas unggul dan pemberantasan hama atau penyakit," kata Syakir.
"Anggaran Kementan untuk program pembenihan gratis pada APBN 2018 ini dialokasikan Rp 5,5 triliun, naik dari 2,4 triliun pada APBN-P 2017 termasuk di dalamnya untuk sektor perkebunan," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Syakir juga menyampaikan bahwa langkah Kementan tidak akan berhasil tanpa peran aktif pemerintah daerah, dan tentunya petani sebagai pelaku utama sekaligus sasaran untuk diupayakan kesejahteraannya. Ia berharap kesempatan program besar pemerintah bisa disambut dengan antusias.
Sementara itu, Bupati Serang Tatu Chasana menyatakan bahwa bahwa Petani sedang bersemangat untuk mengembangkan perkebunan.
"Di daerah kami tanaman yang dikembangkan terutama ada kakao, kopi, dan cengkeh. Pemda siap mendukung program kementerian ini untuk sektor pertanian dan perkebunan ini, termasuk menjadi solusi untuk mengatasi pengangguran," kata Tatu. (ega/hns)