Ramai Sentimen Negatif, IHSG Berkurang ke 5.854

Sesi I

Ramai Sentimen Negatif, IHSG Berkurang ke 5.854

Dana Aditiasari - detikFinance
Selasa, 25 Sep 2018 12:35 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini diawali dengan pergerakan di zona merah. Sempat menyentuh zona positif, IHSG melemah lagi hingga jeda siang perdagangan saham di 5.854.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) siang ini kembali mengalami pelemahan. Dolar AS berada di level Rp 14.910.

Pada perdagangan pre opening, IHSG turun ke level 5.877,25. Sementara indeks LQ45 turun ke posisi 944,901.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Membuka perdagangan, Selasa (25/9/2018), IHSG kemudian berbalik arah bertambah 5,55 poin (0,12%) ke 5.888,681. Indeks LQ45 naik 1,62 poin (0,17%) ke 929,83.

Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG naik 9,101 poin (0,15%) ke 5.891,197. Indeks LQ45 menanjak 2,009 poin (0,21%) ke 929,714.

Jeda perdagangan saham siang ini IHSG bergerak negatif. IHSG turun 28,051 poin (0,48%) ke 5.854,169. Indeks LQ45 turun 5,004 poin (0,54%) ke 922,994.

Posisi tertinggi IHSG siang ini berada di 5.895,021 dan terendah di 5.850,750. Jatuhnya 8 saham sektoral bikin IHSG tak berdaya melawan pelemahan. Saham sektor industri dasar jatuh paling dalam siang ini sebesar 2,17%.

Perdagangan saham siang ini terpantau cenderung sepi dengan frekuensi perdagangan saham hanya sebanyak 177.815 kali dengan volume mencapai 5,5 miliar lembar saham senilai Rp 2,8 triliun.

Sebanyak 130 saham menguat, 182 saham melemah dan 130 saham stagnan. Investor asing tercatat melakukan aksi jual dengan catatan jual bersih Rp 39,153 miliar.

Sementara itu, indeks utama bursa AS ditutup mixed dengan mayoritas berada di teritori negatif pada perdagangan awal pekan ini (24/09). Indeks Dow Jones melemah 0.68% dan S&P turun 0.35%. Sedangkan Nasdaq naik terbatas 0.08% di tengah pelemahan indeks utama lainnya.

Pelaku pasar mengambil langkah antisipasi atas diterapkannya kebijakan AS terkait tarif impor terhadap China. Selain itu, adanya tarif impor tambahan atas kedua negara tersebut diperkirakan berpotensi memberikan katalis negatif bagi semua industri yang kemudian pada akhirnya dapat menekan laju pertumbuhan ekonomi global.

Sementara itu, dari pasar komoditas harga minyak mentah menyentuh level tertingginya di USD 72.17 per barel seiring dengan kekhawatiran pelaku pasar atas kuatnya permintaan di tengah saksi produksi Iran.


Bursa saham Asia bergerak variatif. Berikut pergerakannya:
  • Indeks Nikkei 225 menguat 0,12% ke 23.898,891
  • Indeks Hang Seng tutup untuk memperingati festifal pertengahan musim gugur
  • Indeks Komposit Shanghai berkurang 0,76% ke 2.776,180
  • Indeks Strait Times naik 0,70% ke 3.241,160

Saham-saham yang masuk jajaran top gainers di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp 750 ke Rp 73.550, Pelat Timah Nusantara (NIKL) naik Rp 550 ke Rp 3.380, Indofarma (INAF) naik Rp 290 ke Rp 4.310 dan Arkadia (DIGI) naik Rp 205 ke Rp 1.030.

Sementara saham-saham yang masuk jajaran top losers di antaranya adalah Indah Kiat (INKP) turun Rp 725 ke Rp 17.625, Sona Topas (SONA) turun Rp 450 ke Rp 5.500, Pabrik Kertas Tjiwi (TKIM) turun Rp 425 ke Rp 13.575 dan Unilever Indonesia (UNVR) turun Rp 350 ke Rp 46.725.



Saksikan juga video 'Dolar Menguat, Apa yang Bisa Dilakukan Rakyat Indonesia?':

[Gambas:Video 20detik]

(dna/fdl)

Hide Ads