Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan beberapa langkah pemerintah meminimalisir dampak perang dagang AS-China. Salah satunya mendorong ekspor dan hati-hati mengelola kebijakan impor.
"Contoh seperti Indonesia. Kita mencoba melakukan untuk mendukung ekspor lebih banyak, menciptakan lingkungan investasi agar tetap terjaga, dan juga agar impor bisa dikelola sehingga tidak menimbulkan dinamika (resiko) yang terlalu besar," kata Sri Mulyani usai membuka ASEAN Valuers Association Congress di Hotel Tentrem Yogyakarta, Selasa (25/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini (perang dagang AS-China) menempatkan setiap negara perlu untuk memahami dinamika itu dan implikasinya bagi ekonomi masing-masing," kata Sri Mulyani.
"Bagaimana pengaruhnya (perang dagang AS-China) terhadap kemampuan negara untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyatnya menghadapi guncangan ini," lanjutnya.
Menurut Sri Mulyani setiap negara, termasuk Indonesia, perlu merespons imbas perang dagang AS-China. Para policy maker diharapkan dapat memahami setiap dinamika perkembangan perang dagang ini.
"Melakukan policy untuk menyesuaikan terhadap perubahan ini. Untuk ekonomi-ekonomi yang mengalami defisit dalam neraca pembayarannya dia perlu untuk menjaga agar ketahanan ekonominya menjadi meningkat," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Saksikan juga video 'Ancaman Perang Dagang AS, Jokowi Siapkan Strategi':
(hns/hns)