Sri Mulyani Jelaskan Tingginya Nilai Dolar AS ke Milenial

Sri Mulyani Jelaskan Tingginya Nilai Dolar AS ke Milenial

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Sabtu, 29 Sep 2018 17:56 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan tentang tingginya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. Penjelasan itu disampaikan Sri Mulyani di depan ratusan generasi milenial.

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani mengatakan nilai tukar dolar AS yang hampir menyentuh Rp 15.000 banyak dipengaruhi kondisi global. Mulai dari kenaikan suku bunga acuan AS, kebijakan moneter The Fed, hingga pengaruh perang dagang AS.

"Jadi kalau ada yang bilang kok beli makan di warteg mahal, naik bisa Rp 1.000-2.000, ini memang ada pengaruh dari faktor global. Mulai dari kenaikan suku bunga The Fed hingga kebijakan moneternya The Fed," kata Sri Mulyani di Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta, Sabtu (29/9/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bendahara negara itu juga menjelaskan, akibat berbagai kebijakan dari AS tersebut membuat peredaran mata uang dolar AS jadi terbatas. Hal ini yang terjadi di Indonesia dan menyebabkan pasokan dolar AS di dalam negeri menjadi berkurang.


Terlebih, tingkat ekspor Indonesia saat ini masih lebih rendah dibandingkan impor, atau defisit. Karenanya, permintaan terhadap barang dan jasa impor justru semakin meningmat dan membuat dolar AS menjadi lebih mahal.

"Demand lebih banyak impor barang dan jasa, maka harga dolar AS menjadi mahal. Hukum supply-demand," ujarnya.

Lebih lanjut Sri Mulyani menjelaskan, selain lewat ekspor, pasokan dolar AS di Indonesia bisa ditambah dengan berbagai cara. Salah satunya dengan suntikan dana asing kepada perusahaan unicorn Indonesia, contohnya Go-Jek.

"Jadi kalau misalnya Jack Ma masukkan US$ 1,5 miliar ke Go-Jek, lalu ada yang masukkan lagi misalnya US$ 1,5 miliar. Itu akan menambah suplai dolar AS kita," tuturnya.

(fdl/ang)

Hide Ads