Luhut menjelaskan peristiwa tersebut tersebut sudah lama terjadi, dan pemerintah belum sempat mengadakan kembali alat-alat pendeteksi gempa tersebut.
"Sudah lama, sudah beberapa tahun terakhir ini, tapi karena terus nggak ada dana untuk menambah lagi ya berhenti," kata Luhut ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (1/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi dengan bencana gempa dan tsunami pada Jumat (28/9) malam, pemerintah segera bertindak. Pemerintah bakal menyiapkan anggaran untuk pengadaan alat-alat pendeteksi gempa. Hal tersebut pun akan dibahas dalam rapat terbatas (ratas) di Istana Presiden, Selasa (2/10).
"Besok ada ratas mengenai itu. Tadi kepala BMKG juga mengusulkan ada perbaikan di Indonesia mengenai buoy," ujarnya.
"Sekarang kita sudah akan usulkan, sudah diusulkan oleh Ibu Kepala BMKG kira kira berapa ratus miliar (rupiah) di seluruh Indonesia sehingga tercover dengan bagus," sebutnya.
Luhut menambahkan, hilangnya alat pendeteksi tsunami itu mengakibatkan tak ada deteksi dini tsunami. Luhut juga mengingatkan siapapun yang mengambil alat pendeteksi itu sama saja dengan membunuh orang lain.
"Itu harus disosialisasikan juga janganlah buoy itu diambil karena kalau dia ngambil buoy sebenarnya dia membunuh orang-orang, saudaranya," tambahnya. (hns/hns)