Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro menjelaskan, penambahan lokomotif untuk logistik ini merupakan persiapan fasilitas setelah pemerintah memberikan aturan soal truk obesitas pengangkut barang-barang logistik dilarang melintas di jalan tol.
"Oh ada (sekarang) 278 (lokomotif). Kita berharap (tambah) 19 lokomotif yang akan datang khusus untuk barang ya," jelas dia di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena, Edi menjelaskan, hingga saat ini para pengusaha lebih banyak memilih untuk membawa barang menggunakan truk karena bisa diangkut sampai tujuan dan ongkosnya lebih murah.
Sementara bila menggunakan kereta, barang hanya bisa diangkut sampai stasiun, dari stasiun sampai gudang dan tempat produksi membutuhkan transportasi lain yang pada akhirnya menimbulkan biaya tambahan yang ongkosnya lebih mahal.
"Itu jadi pertimbangannya jangan sampai pemilik barang pindah ke KAI tapi costnya lebih besar. Diskusi ini merupakan cara agar kami tahu apa saja yang dibutuhkan," jelas dia.
Sebagai informasi, pemerintah saat ini tengah fokus untuk mengurangi truk obesitas pengangkut barang-barang yang ditemukan banyak melintas di jalan tol.
Baca juga: Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan, Cek di Sini |
Saking beratnya angkutan barang, melintasnya truk obesitas ini berdampak pada bengkaknya biaya pemeliharaan infrastruktur yang mencapai Rp 43 triliun.
Adanya peningkatan kapasitas kereta logistik diharapkan bisa mengurangi keberadaan truk obesitas.
Tonton juga 'Puja-puji Penumpang untuk Kenyamanan Kereta Api':
(dna/dna)