Menurut Rizal, bendahara negara tersebut harus fokus mencari cara bagaimana agar devisa hasil ekspor bisa kembali ke dalam negeri. Walaupun saat ini pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) sudah mengupayakan itu, hasilnya dianggap belum optimal.
Rizal mencontohkan bagaimana Thailand bisa menghadapi tekanan global lebih baik dari Indonesia sehingga mata uangnya tidak melemah sedalam Indonesia. Hal itu berkat banyaknya devisa hasil ekspor yang masuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Thailand sama sama kita yang masuk uang ekspor cuma 5% sisanya di luar negeri. 10 tahun lalu Thailand wajibkan seluruh eskpor harus masuk sistem Thailand. Memang butuh waktu lama tapi hari ini 95% hasil ekspor Thailand masuk," kata Rizal dalam seminar 'Rezim Devisa dan Strategi Menghadapi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah' di Gedung Nusantara, DPR RI, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Menurut Rizal dalam membawa pulang devisa hasil ekspor ke dalam negeri, Indonesia perlu mencontoh Thailand.
"Kita ikuti sistem Thailand agar lebih stabil. Fokus sama ekspor itu dan minta Menteri Keuangannya jangan telm!" tambahnya.
Seperti diketahui, nilai tukar dolar AS akhirnya tembus Rp 15.000 pada Selasa (2/10). Dari perdagangan Reuters dolar AS tembus ke level Rp 15.001 pada pukul 11.00 WIB.
Posisi ini menjadi yang tertinggi sepanjang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (zlf/zlf)